Mohon tunggu...
Arini Saadah
Arini Saadah Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jangan Salahkan Sukmawati

20 November 2019   10:33 Diperbarui: 20 November 2019   17:49 7323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lantas dia melontarkan pertanyaan, "Dimanakah bendera hitam bertuliskan arab ketika itu, kog ujug-ujug berkibar-kibar sekarang. Dulu ketika berdarah-darah kog tidak ada."

Dan pertanyaan ini jugalah yang membuat beberapa kelompok merasa tersindir dan tersulut emosi.

Tentu saja Sukmawati melontarkan pertanyaan itu dengan nada jengkel melihat kenyataan sekarang banyak kelompok yang menggemakan negara islam seakan melupakan sejarah perjuangan para pahlawan terdahulu.

Baginya, semangat nasionalisme terus berjalan mengisi pembangunan Indonesia untuk setara dengan bangsa lain di Asia dan Afrika untuk lebih maju.

Dulu, Indonesia masuk dalam kategori negara under development. Kemudian naik kelas menjadi negara developing countries. Artinya Indonesia harus mengejar ketertinggalannya dari bangsa bangsa lain di dunia.

Sukmawati Saksi Terosrisme Indonesia

Sukmawati mengaku menjadi saksi terorisme di Indonesia. Ia menceritakan ketika itu Bung Karno diundang dalam acara pembukaan bazar di salah satu sekolah. Panitia sudah siap menyambut Presiden. Akan tetapi ketika Bung Karno hendak turun dari mobil, tiba-tiba ada granat meletus.

Sontak dalam orasi yang videonya viral tersebar itu, Sukmawati menunjuk pelakunya adalah orang Muslim yang sempit pikirannya. Isu orang Muslim yang seperti itu memang sedang marak di tahun-tahun terakhir ini. Dulu ngebomnya pakek granat, kalau sekarang modus operandinya pakai bom yang dirakit sendiri oleh pelaku teror. Ngeri!

Kemudian ia juga jengkel dengan informasi yang mengatakan dalam perekrutan calon radikalis dan teroris itu, para calon dibom pertanyaan yang mengancam nasionalisme, yaitu "Mana yang lebih bagus antara Pancasila dan Al-Qur'an?"

Karena prihatin dengan pertanyaan tersebut, Sukmawati balik melontarkan pertanyaan yang minta dijawab oleh peserta dalam acara peringatan hari pahlawan itu. Pertanyaannya, "Yang berjuang di abad 20, yang berjuang untuk kemerdekaan itu Yang Mulia nabi Muhammad atau Ir Soekarno?"

Tentu saja pertanyaan inilah yang menuai kegaduhan di kalangan masyarakat. akan tetapi Sukmawati mengklarifikasi, banyak sekali tangan jahil dan otak jahil yang sengaja membuat kegaduhan dengan memotong dan mengedit video yang tersebar di channel youtube itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun