Mohon tunggu...
Katak kecil
Katak kecil Mohon Tunggu... Mahasiswa - di emper pondok ar-Rohman

Keringkan rumput selagi mentari bersinar.(***)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Urip Iku Urup, Mengalam dan Berdamai dalam Jejak Pengabdian

18 September 2022   14:04 Diperbarui: 18 September 2022   14:06 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi KPM Kelompok 17 desa Duri, Slahung, Ponorogo, tahun 2022

            Urip Iku Urup sebagai falsafah Jawa Kuno memberikan filosofi yang sejatinya perlu diterapkan dalam menjalani kehidupan di masyarakat.  Urip Iku Urup dengan kedalaman maknanya kemudian menjadi nilai pelajaran dan hikmah  yang kami rasakan dalam pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Urip Iku Urup memberikan bimbingan dalam melaksanakan setiap program kerja saat KPM yakni menjadi arahan lebih banyak menanam dan menularkan kebaikan kepada masyarakat.

            Pengabdian dalam KPM inilah wujud implemetasi hidup yang bersatu; terintegritas menggambarkan kekeluargaan dan gotong royong, serta saling menebar manfaat. Bentuk integritas dan kekeluargaan tersebut dilaksanakan melalui program kerja diantaranya,

  • Membantu di TPA Masjid Abdul Qodir.
  • Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Masjid Abdul Qodir dukuh Brambang desa Duri, Slahung, Ponorogo dilaksanakan setiap hari kecuali hari kamis libur. TPA dilaksanakan mulai ba'da magrib sampai isya', dengan metode sorogan, menggunakan Iqro', Juz'ama, maupun Al-Qur'an, serta diselingi dengan belajar menulis huruf hijaiyah.
  • Berdasarkan kegiatan tanya jawab pengabdi dengan para pengajar TPA, TPA dan sistem pembelajaran yang dilaksanakan masih seperti halnya tersebut, belum menggunakan acuan ataupun kurikulum TPA. Sebab melihat komunitas anak di lingkungan yang minoritas.
  • Kedatangan dan niat kami dalam kegiatan KPM terhadap TPA Abdul Qodir adalah melaksanakan pengabdian dan mengembangkan aset yang perlu dikembangkan di dalamnya. Pengamatan yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa kegiatan TPA yang berlangsung belum melaksanakan pengajaran materi-materi agama seperti halnya akhlaq, aqidah, fiqih, tajwid, tarikh, dan lain-lain. Tentunya materi-materi tersebut sebagai kegiatan penujang dengan menerapkan pembelajaran TPA berbasis literasi (Membaca, Menulis, Mendengar, Mengapresiasi, dan lain sebagainya).
  • Melalui program kerja  mengajar TPA, kami menginisiasi pemberian materi-materi tersebut setelah pelaksanaan sorogan. Dengan harapan tidak hanya terlaksana praktik membaca dan menulis Al-Qur'an, namun juga memberikan ruang untuk penguatan teori agar saling beriringan dalam tujuan mewujudkan pemahaman yang komprehensif.


  • Mendirikan Pondok Belajar (Kegiatan belajar gratis)
  • Seperti halnya TPA, Pondok Belajar menjadi proker yang dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis mulai pukul 15.00 WIB s.d 16.00 WIB menggunakan sistem belajar "merdeka" yang juga berbasis literasi. Selain bimbingan tugas sekolah, Pondok Belajar juga diselingi dengan kegiatan membaca buku cerita, games, menyannyi barsama, tebak-tebakan, menggambar, mewarnai, bercerita, dan lain sebagainya. Penanaman literasi di Pondok Belajar dilakukan dengan dibentuknya kelompok-kelompok belajar sesuai kelas dan didalamnya dibebaskan untuk saling apresiasi, memahami materi, maupun mendiskusikan materi secara bersama-sama.
  • Berkonstribusi di SD Negeri 1 Duri
  • Dalam kegiatan mengajar SDN 1 Duri, kami diberi kesempatan dalam satu minggu sebanyak 3 hari. Saat mengajar, kami mengajar pelajaran terkait ilmu-ilmu umum, selain itu juga mengisi Madrasah Diniyah (Madin) saat jam siangnya. Cukup banyak pengalaman yang kami dapatkan terutama melatih komunikasi dan interaksi di lingkungan SDN 1 Duri, khususnya dalam membimbing dan membersamai anak-anak di sana.
  • Berkonstribusi dalam Pengembangan UMKM di desa Duri

Desa Duri kecamatan Slahung sebagian besar memiliki profesi ataupun mata pencaharian warga yang bergerak di perekonomian yakni UMKM. UMKM di desa duri terdiri atas berbagai macam diantaranya, UMKM rengginang, krupuk, sale pisang, dan lain-lain. Sebagaimana yang menjadi fokus pengabdi adalah membantu proses produksi dan pemasaran UMKM rengginang di lingkup desa Duri kecamatan Slahung.

Dengan menyusun jadwal dan menyesuaikan waktu luang Ibu pemilik UMKM rengginang, kami nimbrung, bekerja sama, dan melakukan kunjungan ke pemilik UMKM untuk membantu proses produksi rengginang dan mengusulkan untuk membantu perkembangan pemasaran produk secara online atau digital marketing sesuai perkembangan saat ini.

  • Berkonstribusi Membangun Gudang Inventaris bersama Masyarakat desa Duri, khususnya Karang Taruna "Tapak Bhimo" dukuh Brambang.
  • Dalam konstribusi tersebut, para pengabdi gotong royong setiap malam untuk membantu ngecor atau membangun gudang tersebut. Konstribusi para pengabdi dilakukan mulai miggu ketiga pelaksanaan KPM, tentunya secara bergilir. Konstribusi lain juga ditandai dengan memberikan sumbangan yang kami kumpulkan dan membuatkan semacam plakat nama yang kemudian di dinding Gudang yang sudah jadi nantinya. Plakat tersebut bertuliskan "Gudang Inventaris Masyarakat Brambang Duri Slahung Ponorogo bekerja sama dengan KPM'17 IAIN Ponorogo tahun 2022".
  • Berkonstribusi dalam perawatan pohon-pohon di gunung Duri (Banyuripan)
  • Perawatan pohon-pohon di gunung Duri sebenarnya bagian dari kegiatan rutin masyarakat dan pemuda dukuh Banyuripan, desa Duri yakni memberikan pupuk kendang ke pohon-pohon yang usianya 5-7 tahun (yang sebenarnya dilaksanakan setiap 6 bulan sekali). Selain itu, kegiatan juga berupa penghijauan di lahan-lahan gunung yang kosong.
  • Kegiatan-kegaitan penunjang lainnya seperti yasinan rutin, jum'at sehat, jum'at bersih, tahlilan, ziaroh ke makam leluhur desa Duri, malam jum'at di Tegalsari, mengikuti kegiatan Idul Adha dan peringatan Muharram, posyandu, dan banyak lainnya.
  • Kegiatan ataupun program kerja tersebut tentu merealisasikan peran penulis sebagai pengabdi dalam membantu dan berkonstribusi di masyarakat desa Duri, Slahung, Ponorogo. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, tentunya membutuhkan persiapan materi dan keterampilan dalam melaksanakan setiap kegiatan. Namun, yang terpenting penulis juga mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berharga dan berkesan.

 

Mengalam dan Berdamai dalam Segala Kondisi 

            Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang penulis dan teman-teman lainnya laksanakan di desa Duri, Slahung, Ponorogo memberikan impresi terhadap banyak pihak ditinjau dari aspek sosial maupun individual.

Diantara manfaat-manfaat secara sosial yang kami rasakan atas pelaksanaan KPM yakni peningkatan dalam kemampuan komunikasi, kemampuan menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan berorganisasi. Kemampuan berkomunikasi kami dapatkan ketika berhadapan dengan masyarakat desa Duri misalnya saat shalat jamaah, kegiatan masak bersama saat momen Idul Adha, kerja bakti, yasinan, dan saling sapa ketika bertemu di jalan. Kami tentunya mampu belajar tata krama dan norma ketika srawung kepada masyarakat. Pengalaman lain, ketika melaksanakan diskusi dan musyawarah dalam pelaksanaan kegiatan, tentu memberikan pelajaran tentang pentingnya untuk saling menghargai dan menerima pendapat orang lain. Kemampuan penyesuaian diri terhadap masyarakat dan lingkungan, dapat dirasakan ketika tercapai dari keterlibatan, kerukunan, keselarasan, dan mampu beradaptasi dengan baik dalam beraktivitas maupun pelaksanaan kegiatan. Kemampuan bekerja sama terlihat dari keterlibatan dan kekompakan dalam melaksanakan kegiatan bersama masyarakat, rasa kemanusiaan, kepedulian selama melaksanakan proker-proker KPM. Terakhir, pengalaman berorganisasi terlihat pada terlaksanakannya kegiatan secara terstruktur dan dinamis karena penyusunan kepanitiaan, organisasi, dan musyawarah yang baik.

            Adapun aspek secara pribadi yang dirasakan antara lain peningkatan karakter ataupun sikap yang beragam diantaranya terkait potensi diri (minat dan bakat), kemampuan mengatur diri sendiri, kemampuan aktualisasi diri, percaya diri, ekspresi diri, kemampuan menganalisis, kreatif, kritis, inovatif, dan reflektif. Kemampuan potensi diri  tercermin dari konstribusi berupa sikap dan perilaku yang perlu dilakukan ketika dihadapkan dengan kegiatan dan problematika yang muncul di masyarakat maupun ketika bersama teman-teman satu kelompok. Terhadap aspek pribadi juga dirasakan perubahan sikap melalui karakter-karakter yang ditimbulkan dalam diri penulis antara lain tanggung jawab, toleransi, keberanian, bijaksana, mandiri, tenggang rasa, kedewasaan, kesabaran, dan kepedulian. Di samping hal-hal tersebut, sikap-sikap lain yang juga dirasakan berupa persaudaraan, solidaritas, simpati, dan disiplin yang betul memberikan kesadaran yang baik terhadap diri.

            Puji syukur dan alhamdulillah. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang dilaksanakan kelompok kami berjalan dengan lancar, meskipun di tengah-tengah pelaksanaan sebenarnya sempat ada rasa kesedihan, ketakutan, kekhawatiran yang kemudian penulis memutuskan tidak menuliskannya dalam esai ini, dan cukuplah hal tersebut teringat dalam memori. Sebagaimana panjang esai ini, maka tumbuh banyak kenangan dan kisah di dalamnya yang mampu menjadi catatan pengalaman serta perjalanan yang pasti tidak akan terlupa. Kami 'mengalam', menyatukan dan meletakkan diri, belajar serta mengambil banyak pelajaran kepada masyarakat dan lingkungan desa Duri maupun kepada sesama teman satu kelompok. Sikap-sikap tersebut menjadi wujud penyatuan; keselarasan menuju pembentukan; perbaikan jadi diri dan khususnya secara kolektif untuk fokus pada arah serta mimpi yang telah digurat.

Merelakan waktu menjemput lebih cepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun