Mohon tunggu...
Katak kecil
Katak kecil Mohon Tunggu... Mahasiswa - di emper pondok ar-Rohman

Keringkan rumput selagi mentari bersinar.(***)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belajar dari Alam: Tentang Kasih Sayang dan Keharmonisan

25 Januari 2022   15:53 Diperbarui: 25 Januari 2022   21:42 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi yang cerah. Matahari bersinar terik, memancarkan cahaya yang selalu ditunggu-tunggu seluruh penghuni bumi. Kami manusia, hewan, dan tumbuhan bahkan benda-benda disekitar tak lelah menanti. Sebab cahaya matahari sangat penting untuk keberlangsungan hidup sehari-hari. Cahaya matahari menebar banyak manfaat. Sinarnya berwarna kuning menggambarkan kemakmuran. Kicauan burung-burung terdengar merdu. Burung-burung seolah terlihat semangat menyambut hari-hari baru, bersama hangatnya cahaya matahari. 

Tidak kalah, bunga-bunga juga turut bermekaran. Ada berbagai bunga seperti mawar, melati, kamboja, bunga sepatu dan lain lain. Mereka bermekaran menandakan sebuah senyuman dan kebahagiaan, memiliki mahkota-mahkota bunga yang indah, sehingga banyak dihinggapi kupu-kupu dan lebah. Lalu apa yang mereka cari di antara mahkota bunga-bunga? Tentunya mereka mencari madu sebagai sumber makanan. Ya, kupu-kupu dan lebah menghisap madu yang biasanya terdapat dalam mahkota atau sari-sari kelopak bunga. Dan seketika itu pula kupu-kupu dan lebah akan memberikan keuntungan untuk si bunga. Apa keuntungannya? Keuntungannya, kupu-kupu dan lebah bisa membantu si bunga melakukan proses penyerbukan atau pembuahan. Dari peristiwa itu, bisa kita bisa lihat hubungan bagaimana bunga dan kupu-kupu dan lebah. Mereka saling membantu satu sama lain, saling memberikan manfaat dan keharmonisan, sehingga tidak ada hubungan yang merugikan. 

Begitu pula yang dirasakan Dina saat ini, gadis kecil yang selama ini hidup bersama sang Ibu. Hidup berdua di sebuah desa. Sedangkan Ayahnya sedang bekerja di luar kota. Maka, sering dalam batin Dina, "Sungguh, Dina rindu Ayah!" 

Kerinduan pada sang Ayah, membuat Dina teringat bahwa sang Ayah suka berkebun. Maka di minggu pagi ini, Dina bersama sang Ibu pergi ke kebun di samping rumah. Tatapan mata Dina pun spontan, memandangi sayur-mayur dan buah-buah yang tumbuh besar dan sudah siap dipanen. Ia pun langsung berkata pada Ibunya, 

"Hari ini kita panen ya Bu?". 

"Iya", jawab Ibunya singkat. 

"Asyiiikkk!" Dina berseru, bahagia. 

Dina Kemudian beranjak ke sebelah utara kebun. Ia akan memanen sayur-mayur. Ada banyak jenis sayuran yang ditanam di kebun, seperti bayam, kangkung, kacang panjang, tomat, cabai, dan lain-lain. Demikian di sekitar sayur-mayur, Dina menemukan beberapa hewan seperti belalang, capung, burung, ulat, dan sebagainya. Sambil bermain tanah, Ia juga melihat bahwa tanah di kebun gembur dan cacing hidup di situ. "Wah, ada cacing, lucu sekaliii! Cacing ini pasti yang turut membuat tanah kebun menjadi subur, pantas saja semua tanaman Ibu cepat tumbuh besar, seperti yang pernah diceritakan Ayah" gumam Dina. 

Dina mengamati antara hewan-hewan dan tanaman-tanaman di situ yang saling menebar kasih sayang satu sama lain. Maka Ia ingat betul perkataan Ayahnya bahwa terciptanya kasih sayang tersebut harus senantiasa disyukuri, sebagai anugerah Gusti Alloh, Yang Maha Menciptakan,(***) 

Keesokan harinya, menjadi hari yang ditunggu. Dina kali ini akan pergi ke ladang Jati milik Paman Zaki bersama teman-temannya, Sebelum itu, Dina terlebih dulu menyantap sarapan pagi bersama Ibunya. Setelah beberapa saat, Ia berkata pada ibunya dengan tergesa-gesa, 

"Ibu, maaf sarapannya tak ku habisakan, Dina harus tepat waktu menemui teman-teman Bu, jangan sampai teman-teman meninggalkan Dina." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun