Mohon tunggu...
Katak kecil
Katak kecil Mohon Tunggu... Mahasiswa - di emper pondok ar-Rohman

Keringkan rumput selagi mentari bersinar.(***)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Ibu "Coretan Rindu Anakmu"

5 Juni 2021   17:08 Diperbarui: 3 Februari 2022   20:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin dini hari menderu bising
Getar dedaunan merayu eloknya
Dalam alunan nada nan bersua
Mengupaya segenap perihal tak biasa
Oleh angan dan harap ku yang lalu

Ruangan empat kali empat meter ini
Dindingnya entah mendingin sendu
Tak ada gagasan seribu rupa
Namun diriku terngiang laksana abu
Pasalan aku sungguh merindu

Oh ibu
Catatan sepanjang dua puluh tahun
Yang menjadi awal kisah diriku ini
Unjuk hangatnya jiwa terkasihmu
Pada segumpal untaian janin kecil
Terbalut serampah nyawa nan jaga

Duhai ibu
Tidak ada rasa lebih dari yang ku kira
Tatkala aku memang menjadi takdir tuk dilahirkan
Suara tangisan dan jeritan kala itu
Seolah tanda, dimana mataku tertatap bengis
Lalu senyuman lega, jadi kebahagiaan besar bagimu

Oh ibu
Begitu beruntung anakmu ini
Segala pelukan rindu yang ku rasa
Karna jasamu tlah membesarkan, merawatku
Mengajarkan segala apa yang harus aku tau
Bak tulus ikhlas tak berharap iba

Duhai ibu
Seorang wanita jua seorang ayah untukku
Selagak tubuh tuamu yang selalu kau ayun keras
Tangan dan kakimu bagai mesin tak bermata
Teruslah kau menepis semua kemungkinan asa untukku
Yang tak senikmat jejibahan orang-orang itu

Oh ibu
Tercatat, hari-harimu tak lepas pengorbanan
Di pagi amat mendayu, kau mulai pergi
Malam tlah meronggeng pun, kau baru kembali
Demi sereceh beras putih rebutan orang
Juga sebungkus roti susu kesukaanku

Duhai ibu
Diantara keramaian kota juang itu
Nampaklah nyata antara kau dan aku
Sesibuknya diriku, itu bukanlah apa-apa
Sebanyaknya urusanku, itu tak seberat bebanmu
Sesakit rasa lelahku, itu tak seberapa sakitnya bagimu

Ibu
Sosok tak kenal lelah
Di puncak pagi siang nan malam
Di mana jauh dekatnya ada rintang
Tak ada satu alasanpun kau hadirkan
Hanya ada senyuman, penutup lelah nan sedihmu

Ibu
Ku rasa
Jauh langkahku sampai sedetik kini
Ku temui sosok guru-guru hebat
Ku temui sosok motivator-motivator hebat
Mun semua tak lebih dari yang ku kira
Hanya engkaulah Ibu, sosok begitu luar biasa

Ibu
Coretan masa penuh pelajaran berharga ini
Kala mengingat segala kenanganmu
Secuil jiwa nan cerita berpadu tahta
Selamanya kan sungguh merindumu
Dalam memori indah, menyibak lembut di dalam dada

~~~
Oh ibu
Tercatat, hari-harimu tak lepas pengorbanan
Di pagi amat mendayu, kau mulai pergi
Malam tlah meronggeng pun, kau baru kembali
Demi sereceh beras putih rebutan orang
Juga sebungkus roti susu kesukaanku

Satu lantunan harap kami
Hanya ingin cepat menjadi selagak tulang rusuk
Sebagaimana lagak tulang rusuk pemberianmu 

~~~

#lcppacsambit #semangatbersastra #sastramumengubahdunia

Tulisan lama [NyeratSekedik]

#Mohon Kritik dan Saran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun