Mohon tunggu...
Ahmad Rinaldy
Ahmad Rinaldy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SATU Tulungagung

Biasa-biasa saja, dan mulai biasakan hal positif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Ceritaku KKN di Desa Kedungbanteng, Teman Peserta KKN Terlampau Banyak sampai Membludak

31 Januari 2023   11:35 Diperbarui: 1 Februari 2023   11:00 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Foto: KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Kesan pertama yang ingin aku ceritakan ialah temen saya yang wibu, bahkan jika ditanyai ia menjawabnya iya. Ada dua yang aku ketahui bahwa dia wibu, yang satunya cenderung pendiam, yang satunya lagi tergolong gokil dan bahkan beberapa temanku menilai bahwasanya ia aneh.

Biar gak terlalu panjang ceritaku ini, maka aku ceritakan saja yang terbilang aneh itu, gak kedua-duanya aku ceritakan. Ceritanya aku mulai saat aku pertamakali bertemu dengannya, yaitu saat kumpulan untuk mempersiapkan Kelompok KKN. 

Awalnya terlihat biasa-biasa saja sebenarnya, mungkin teman-teman bilang ia aneh adalah ketika melihat respon-responnya saat ada sesuatu terjadi di sekitarnya, bahkan yang sering adalah ketika ia merespons kelucuan yang terjadi, baik ungkapan ataupun tindakan yang ia rasa lucu. Responsnya bagiku malah cenderung menghiburku sih, karena saat ia merespons dengan tawa, justru tawanya bisa menular kepadaku.

Tidak hanya itu, beberapa tingkah dan gerak-geriknya saat diam atau melakukan sesuatu memanglah beda dengan yang lain. Saat ia mendengar, menatap dan menjawab ketika diajak ngobrol, tingkahnya memang jauh berbeda dengan orang-orang lainnya.

Bahkan, seingatku, pernah ada pertanyaan yang dilontarkan dari DPL kepadanya tentang alamatnya. Setelah ia mengakui alamatnya, tapi ternyata ia tidak tahu menahu tentang sekitarnya--itu pun sesepele arah ke rumahnya Pak Kades, ia justru tidak tahu yang mana dan parahnya tidak kenal.

Saking penasarannya aku padanya, aku pun mencoba berinteraksi dengannya. Saat itu aku mencoba dengan satu pertanyaan, sesimpel bertanya soal pulang ke rumah nanti setelah kumpulan.

Namun ternyata ia menjawabnya dengan baik, namun aku lanjutkan dengan balasan guyonan, nah baru responsnya lucu yang terkesan menganggapku serius dan bukan guyonan.

Ia merespons dengan kata kotor, obrolan tidak berhenti di situ, teman-teman yang lain justru melanjutkan guyonanku kepadanya. Respons terakhir yang diberikannya adalah jawaban “apasih” dengan nada aneh dan muka males.

Dan respons itu menjadi guyonan teman-teman sampai sekarang, pasti saat ingin menginggungnya, maka kata guyonan “apasih” dilontarkan.

Di KKN ini aku juga menemukan teman yang berkesan dan sebenarnya banyak juga dengan berbagai kesan dan pesan yang bisa aku ceritakan, namun teman yang tadi lah yang paling berkesan bagiku.

Perlu diketahui bahwasanya ceritaku ini aku tulis di waktu awal kegiatan KKN dibuka atau lebih tepatnya semingguan pasca pembukaan KKN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun