Mohon tunggu...
Arina Azkia
Arina Azkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

life is action

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudut Pandang Islam pada Masyarakat Madani

23 November 2022   11:35 Diperbarui: 24 November 2022   06:12 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat madani

Suatu daerah tersusun dari beberapa unsur yaitu rakyat dan tempat. Ada sebuah istilah yang dikemukakan pertama kali oleh seorang yang berasal dari malaysia yang bernama Dato Seri Anwar Ibrahim yaitu mengenai masyarakat madani atau biasa disebut dengan civil society. Masyarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Menurut para ahli terdahulu masyarakat madani adalah sebagai identik dari suatu negara. Kalimat madani sendiri merujuk pada kota madinah yang dibangun oleh nabi Muhammad SAW. Yang mempunyai sebuah konsep tamadhun yaitu masyarakat yang beradaban. Masyarakat yang berperadapan yaitu masyarakat yang mempunyai semangat perikemanusiaan yang tulus dan mempunyai budi pekerti dan berakhlaqul karimah. Masyarakat madinah dianggap sebagai pengakuan atas kewenangan sejarah pembentukan civil society dalam masyarakat muslim modern.

Konsep masyarakat madani dalam islam adalah bangunan politik yang demokratis, partisipatoris, menghormati dan menghargai publik seperti kebebasan hak asasi, partisipasi, keadilan sosial, menjujunjung tinggi etika dan moralitas. Masyarkat madani juga dapat diartikan sebagai bentuk masyarakat yang mandiri, sederajar, setara, demokratis,berkeadilan, dan menjunjung tinggi nilai -- nilai kemanusiaan.

Dari sudut pandang agama islam, terdapat dua macam masyrakat dizaman Nabi Muhammad SAW. Yang pertama disebut dengan masyarakat badui. Mereka adalah masyarakat yang sebagian besar pekerjaannya sebagai seorang mengembara dan belum mempunyai tempat tinggal yang menetap. Sehinga tempat yang mereka tinggali dapat berubah -ubah. Yang kedua disebut masyarakat madani. Mereka adalah masyarakat yang sudah mempunyai tempat tinggal yang menetap dan tidak berpindah pindah. Karena mereka sudah mempunyai tempat tinggal yang permanen masyarakat madani mengganggap bahwa dirinya adalah bagian dari suatu kesatuan.

Membangun sebuah karakter masyarakat tentu tidaklah mudah. Memebutuhkan proses dan juga cara-cara tertentu. Contohnya dibutuhkan progran pengenalan atau sosialisasi pendidikan yang memumpuni. Salah satu cara untuk membentuk karakteristik masyarakat madani melalui pendidikan islam. Dengan melihat empat pilar utama pendidikan. Yaitu learning to know, learning to do, learning to be, learning to life together (belajar untuk tau, belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi, dan belajar untuk hiduo bersama). Masyarakt madani juga mempunyai beberapa karakteristik yang menonjol. Antara lain:

  • Adanya ruang publik yang bebas bagi masyarakt untuk menyuarakan pendapat -- pendapatnya.
  • Adanya pola kehidupan yang demokratis.
  • Bersikap toleran dalam kehidupan masyarakat yang penuh dengan keanekaragaman.
  • Selalu mencerminkan sikap yang pluralisme dengan mengedepankan perilaku yang berkeadaban.
  • Menjunjung tinggi nilai -- nilai hal asasi manusia dan nilai- nilai keadilan.

John Garder mengatakan bahwa suatu bangsa akan menjadi besar apabila bangsa itu percaya pada sesuatu. Dan sesuatu itu harus berdimensi moral. Sesuatu itu tidak lain adalah agama. Pendidikan agama tidak lain juga bertujuan untuk berpartisipasi membangun kualitas bangsa dalam semua aspek yang ada terutama terhadap aspek pembentukan moral. Pendidikan agama sangat besar peranannya terhadap pembentukan karakteristik sebuah golongan masyarakat, terutama pada golangan masyarakat madani.

Yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang tujuannya. Pendidikan agama islam mempunyai tujuan yaitu membentuk masyarakat yang beradab serta berakhlaqul karimah. Pengertian dari pendidikan akhlak sendiri adalah mendidik jiwa seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena seseorang yang memiliki kepribadian yang baik merupakan cita cita dalam pendidikan agama islam. Dalam sebuah kata menjelaskan "Al-Adabu Fauqo-l-'ilmi" yang mempunyai arti Adab itu diatas ilmu. Dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang mempunyai segudang ilmu pengetahuan jika tidak mempunyai adab tidak ada gunanya. Jadi antara adab dan juga ilmu harus mempunyai keseimbangan yang tepat.

Yang kedua dari segi sifatnya. Dalam pendidikan islam tidak memisahkan antara dua isltilah berikut. Yaitu pengajaran dan pendidikan. Kedua hal ini mempunyai keterkaitan dalam pengaplikasinya. Yang dimaksud dari pengajaran adalah kegiatan belajar mengajar dengan tujuan memberi pengetahuan kepada murid didik atau mengisi otak murid dengan ilmu. Sedangkan arti dari pendidikan adalah membina perilaku, kepribadian dan juga sikap seseorang.

Yang ketiga dapat dilihat dari segi pendidik. Menjadi seorang guru tidak cukup hanya mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup. Namun seorang guru juga harus mampu untuk bisa menjelaskan ilmu yang ada pada dirinya untuk dijelaskan kepada murid didiknya secara efisien, efektif, serta memilki akhlak yang baik. Imam Ghozali pernah berkata "seorang guru yang menyampaikan ilmu pengetahuan harus barhati bersih, berbuat dan bersikap terpuji".

Yang keempat dari segi pengajarannya. Pendidikan islam bisa disampaikan dengan berbagai macam metode pengajaran. Misalnya dengan cara penyampaian materi ilmu pengetahuan dengan diselingi sikap tauladan dan etika yang  menurut syariat agama islam. Sarana dan prasarana juga dapat menjadi faktor dari metode pengajaran.

Yang kelima dari segi sasarannya. Dalam pendidikan islam menununtun ilmu itu wajib bagi semua manusia. Tidak memandang jenis kelamin maupun ras. Kerana ilmu itu sangat penting. Ilmu dapat membuka jendela masa depan. Menjadi pegangan di zaman yang akan datang seiiring dengan berkembangnya globalisasi dunia. Ada sebuah petikan kata dalam mahfudzhot "utlubi-l 'ilma minal mahdi ila al-ahdi" yang artinya carilah ilmu dari buaian hingga liang lahat. Dapat disimpulkan bahwa menunutut ilmu diperuntukan mulai kita dilahirkan disunia hingga berakhirnya usia kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun