Mohon tunggu...
Arilla Herdiani
Arilla Herdiani Mohon Tunggu... -

Seorang Alumnus Perguruan Tinggi Negeri Terkemuka Di Jakarta. Direktur PT. Bies Poll. Aktif dalam dunia bisnis dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencari Sensasi? Pemimpin Muda Ahlinya

9 September 2013   09:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:09 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum juga menjadi pemimpin, sudah mencari sensasi. Begitulah yang seringkali dilakukan oleh para calon pemimpin (baca: pemimpin muda). Barangkali, hal ini pun terjadi pada masa-masa pemilihan walikota (pilwakot) Kota Bogor saat ini. Misalnya saja salah satu tokoh muda, yaitu Bima Arya Sugiarto dan pasangannya yang lebih tua yaitu Usmar Hariman. Dengan obral janji perubahan, mereka berani mencalonkan diri menjadi seorang pemimpin. Dengan modal pencitraan, mereka uji nyali untuk mendaftarkan diri menjadi calon walikota. Sungguh miris jika dilihat. Dengan modal yang belum cukup berani-beraninya mempertaruhkan nasib rakyat.

Soal kepemimpinan bukanlah hal yang main-main. Modal menjadi pemimpin bukan hanya dengan sensasi dan pencitraan semata. Namun, usaha yang keras dan berikhtiar untuk mengayomi rakyat. Bukan dengan mencari sensasi dengan cara karaoke bersama artis, jalan-jalan bersama artis, atau yang lebih menyedihkan lagi munculnya program kerja secara tiba-tiba (baca : sistem kebut semalam). Nah lo?

Bukan hal yang mudah untuk mewujudkan sebuah perubahan karena perubahan bukanlah omong kosong semata. Perubahan dapat dilakukan apabila kita sudah merasakan asam manisnya perjuangan sebelumnya. Perubahan bukan suatu hal yang dapat dilakukan secara mendadak ataupun secara tiba-tiba. Apalagi jika calon pemimpin tersebut hanya dikenal dengan pencitraan semata dan kerja-kerja yang bersifat semu.

Pemimpin muda memang pandai mencari sensasi. Dengan secara tiba-tiba namanya muncul lalu diagung-agungkan oleh media massa. Mereka tahu kalau rakyat Indonesia, khususnya rakyat Bogor senang dengan adanya sensasi atau kehebohan semata. Ini bukanlah suatu pendidikan yang baik untuk masyarakat. Ingat, masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang mampu menilai orang yang pantas dijadikan sebagai pemimpinnya.

Membayar media maupun fasilitas yang dapat membuat heboh (baca : ketenaran) bukanlah ciri khas dari seorang pemimpin. Silakan luruskan niat dan usaha Anda sebagai pemimpin muda. Pahami rakyat dan jangan pernah membodohi rakyat dengan pencitraan dan pengagungan secara berlebihan oleh media massa.

Masyarakat Bogor tidak membutuhkan pemimpin yang hanya mengobral janji. Tidak membutuhkan pemimpin yang hanya bermodal tampang. Tapi, masyarakat Bogor membutuhkan pemimpin yang dapat bekerja nyata serta memahami apa yang dibutuhkan oleh masyarakatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun