Mohon tunggu...
Arik Gustian
Arik Gustian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah

Hallo semuanya, kenalin, saya adalah ex-mahasiswa sejarah Universitas Padjadajaran yang memiliki minat lebih terhadap sepak bola, dan apapun yang bernada sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bukan Hanya Sebuah Cerita Masa Lalu, Pemaknaan Mitos sebagai Kebenaran Absolut

11 Januari 2023   09:43 Diperbarui: 11 Januari 2023   09:56 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa sih yang kalian bayangkan bila mendengar kata mitos? cerita mengenai mahkluk halus? cerita mengenai jangan duduk di depan pintu nanti susah jodoh? Eits tapi ternyata mitos tuh ga sesempit cerita mengenai duduk di atas meja bakal banyak hutang loh. Nah jadi apa itu mitos? Mitos mempunyai peranan penting bagi manusia religius arkhais. 

Bisa dikatakan bahwa tidak mungkin membicarakan manusia arkhais tanpa membicarakan mitos, karena mitos merupakan dasar kehidupan sosial dan budayanya. Kata arkhais atau arkais yaitu kata yang berasal dari Yunani yang mengacu pada suatu masa yang lebih awal dan tidak dipakai lagi atau sesuatu yang memiliki ciri khas kuno. Dalam konteks ini manusia arkhais bisa dimaksudkan sebagai manusia yang hidup di zaman prasejarah. 

Mitos merupakan dasar kehidupan sosial dan kebudayaan, seperti contohnya dapat kita telusuri saat manusia mempercayai adanya kekuatan yang luar biasa diluar kemampuan manusia, atau kekuatan roh leluhur, manusia mulai mempercayai dan mempunyai hasrat untuk melakukan bentuk-bentuk pemujaan. Setelah mereka mempercayai hal tersebut, barulah mereka melakukan ritus-ritus pemujaan. Untuk melakukan sebuah pemujaan kemudian manusia menciptakan bangunan-bangunan untuk memuja seperti halnya dolmen atau punden berundak. 

Tak hanya di masa animisme dan dinamisme, disaat manusia sudah mulai mengenal konsep sebuah agama, manusia pun membangun sebuah bangunan yang tujuannya untuk melakukan sebuah peribadahan seperti halnya islam dengan masjidnya, kristen dengan gerejanya, Hindu dengan puranya, budha dengan viharanya. Tidak hanya dari bangunan, kepercayaan tersebut menciptakan tari-tarian yang dianggap sakral, misalnya di Jawa Barat ada tari Ngalage yaitu tarian yang dilakukan saat perayaan panen padi.

Tarian ini ditujukan sebagai rasa terimakasih kepada dewi kesuburan yaitu Pohaci Sang Hyang Sri atau lebih kita kenal dengan nama Dewi Sri, di Bali ada tarian yang bernama Sang Hyang Jaran tarian ini dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai tari yang bisa mengusir roh-roh jahat, dan tentunya masih banyak tarian semacam itu di berbagai daerah di Indonesia. Didalam ritual yang bersifat sakral manusia mulai menciptakan pakaian khusus untuk melakukan atau mengikuti upacara sakral tersebut. 

Berpindah dari sisi budaya kali ini kita akan bahas sisi dari kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh mitos, dalam hal ini bisa dilihat salah satunya dari suku baduy, orang-orang baduy mereka berpedoman pada pikukuh aturan adat mutlak mereka, pikukuh itu adalah aturan atau cara bagaimana mereka melakukan perjalanan hidup sebagaimana yang telah dicontohkan oleh nenek moyang mereka. Di masyarakat baduy mereka mengenal apa yang dimaksud dengan buyut, buyut itu adalah sebuah larangan atau apa saja yang menjadi hal-hal tabu bagi mereka. 

Mereka membagi buyut menjadi dua, ada buyut untuk masyarakat umum, dan ada buyut yang khusus untuk mengatur pemegang mandat di baduy atau dikenal sebagai puun. Buyut yang mengatur puun contohnya yaitu tidak boleh beristri lebih dari seorang, tidak boleh makan daging, tidak boleh bertemu orang luar sebelum usia 25 taun bila menjadi puun diusia muda, makan harus menggunakan piring kayu, cangkir kayu, atau batok kelapa, tidak boleh merokok, tidak boleh berpergian keluar kecuali dipanggil oleh pemerintah itu pun tidak boleh menggunakan kendaraan.

Tentu ada sangsi atau hukuman bagi mereka yang melanggar buyut tersebut. Menurut Eliade dalam bukunya yang berjudul "Sakral dan Profan" fungsi mitos yang utama adalah menetapkan contoh model bagi semua tindakan manusia, baik dalam upacara-upacara maupun kegiatan sehari-hari yang bermakna, misalnya makan, seksualitas, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain. 

Selain itu mitos juga berperan sebagai sarana penyembuhan. Saya rasa diera modern ini masih banyak pengobatan-pengobatan dengan cara supranatural, contohnya mungkin yang sempat ramai di youtube akun bernama dadap kelor atau dikenal sebagai pak jero, yaitu seseorang yang memperlihatkan dirinya mengobati pasien dengan cara spiritual.

Mitos menjadi suatu kebenaran yang pasti dan menetapkan suatu kebenaran absolut yang tak bisa diganggu gugat, maka itu Mircea Eliade menggaris bawahi bahwa mitos sama sekali berbeda dengan dongeng, dongeng bukanlah merupakan kenyataan. Dalam tulisannya pun Eliade menjelaskan dalam semua mitologi terdapat suatu pola dasar, yaitu suatu pola yang mempersatukan secara harmonis realitas-realitas dan pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan. 

Pola tersebut ia sebut sebagai coincidentia oppositorum (kesatuan dari hal-hal yang bertentangan). Pengalaman mitis ini memasuki hampir semua pengalaman religius manusia, bahkan masuk kedalam tradisi yang sangat keras misalnya Yudeo-Kristiani. Yahweh itu peramah sekaligus pemurka, Tuhan para mistik dan para teolog Kristen itu lemah-lembut dan sekaligus menakutkan. Dalam islam pun kita mengenal hal tersebut, bila kita membaca asmaul-husna kita bisa melihat allah itu maha merendahkan (Al-Khaafidh) tapi allah juga maha meninggikan (Ar-raafi), allah itu maha memuliakan (Al-mu'izz) sekaligus maha menghinakan (al-mudzill).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun