Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Seksualitas yang Terlupakan

30 Mei 2023   22:53 Diperbarui: 30 Mei 2023   22:54 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padu (Sumber: Ralphs Fotos-Pixabay.com)

Pendidikan. Setiap individu harus berkembang. Dengan pendidikan setiap individu dapat mengasah kemampuan intelektual, emosional, sosial dan fisik. Karenanya setiap bentuk pendidikan selalu mengembangkan setiap individu menjadi berkarakter dan beretika. 

Ketika setiap manusia dituntut untuk berkembang, pendidikan menyediakan sebuah arena yang begitu luas bagi proses pendidikan. Peran sekolah tidak dominan, peran keluarga bukan tidak penting. Pendidikan menuntut sebuah kolaborasi sekolah dan keluarga. Melibatkan masyarakat dalam membentuk karakter setiap anak menjadi penting, karena pada akhirnya anak-anak akan hidup di tengah masyarakat. 

Ketika pendidikan berkembang seiring perkambangan zaman dan teknologi, wujud nyata kurikulum tentunya dituntut untuk mampu menjadi sarana mengolah kompetensi setiap siswa. Melaksanakan kurikulum yang bermutu tentu saja akan menghasilkan generasi berkualias. 

Namun, terkadang begitu terbelenggunya kurikulum dengan materi-materi ajar yang begitu banyak terkadang justru membebani siswa, bahkan membuat siswa tertekan dalam sekolah. Justru kurikulum dianggap tidak menjanjikan pengembangan karakter dan kompetensi setiap anak. Dalam kondisi inilah, kurikulum merdeka dianggap lebih menjanjikan untuk membentuk setiap siswa berkembang sesuai martabatnya. 

Ketika penghargaan terhadap diri peserta didik sungguh menjadi bagian penting dari pendidikan, ternyata kurikulum dalam beragam bentuk yang diterapkan di Indonesia belum menjadikan membangun pribadi yang tangguh berkarakter. 

Misalnya saja dalam hal pendidikan seksualitas, kurikulum kita tidak begitu mempunyai arah yang padu dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan seksualitas tidak menjadi fokus sebagai elemen penting dalam pendidikan. Akibatnya, pendidikan seksualitas hanya ditempatkan sebagai materi tambahan pada bidang studi tertentu. 

Padahal ketika kita menilik beragam peristiwa di masyarakat, banyak sekali kasus-kasus berhubungan dengan seksualitas bermula dari ketidakpahaman dan kedangkalan pendidikan seksual. Akibatnya beragam masalah muncul baik dalam bentuk kekerasan, pelecehan, pencabulan, pemerkosaan, perundungan dan penghilangan martabat manusia.  

Kasus kekerasan seksual

Setidaknya 21 anak mengaku menjadi korban pencabulan yang dilakukan seorang guru rebana berinisial M di Batang, Jawa Tengah, selama beberapa tahun terakhir. Namun diduga ada banyak korban yang belum terungkap dan belum melapor.Tersangka yang berusia 28 tahun dikenal sebagai sosok "religius", anak tokoh agama setempat yang kerap mengajar rebana dan sesekali mengajar ngaji pada anak-anak sekitar. (1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun