Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berita di Ujung Senja: Sepanjang Hari Berjaga

26 Maret 2023   15:05 Diperbarui: 26 Maret 2023   15:18 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita di Ujung Senja

Rekaman Peristiwa 4 Mei 2020

Sepanjang hari berjaga, bukan tidak berbuat apa-apa. Udara rasanya begitu panas, sampai hujan di hari itu mendinginkan suasana. Sore hari tampak lengkap dengan tetesan air yang tak selesai. Begitu banyak anak-anak yang terus saja bermain, meski tenaganya tak seperti hari-hari yang lain. Kegembiraan selalu tampak nyata di depan mereka. Canda sendau gurau melengkapi persahabatan kian lekat.

Kegembiraan anak-anak bermain tak memupus perjuangan, mempertahankan sehari untuk tidak makan. Satu dengan yang lain memperteguh dan memperkuat doa, kala matahari mulai menepi. Anak-anak mulai beranjak, membangkitkan diri, membersihkan diri. Kini, anak-anak itu sudah begitu rapi, sebagian berjalan, sebagian bersepeda menuju surau kecil diujung gang. Semebar lagi waktu dekat untuk berdoa. 

Hujan belum juga reda, ketika anak-anak itu mulai menuju surau. Meski perlahan mulai mereda, sebagian anak terus menuju, tanpa payung, merfeka berjalan biasa. Hujan mereda dan anak-anak itu tetap menjemput doa. Sore ini, suarau kecil di jung desa itu dipenuhi anak-anak yang seharian berjaga, di antara pematang, di antara jalan-jalan kecil, dan diantara rumah-rumah dengan pintu terbuka setiap hari. Anak-anak itu menjadi saksi kehidupan bahwa selalu ada kebahagiaan dalam perjuangan sehari mempertahankan iman. 

Anak itu terus berdoa, menjelang senja menjemput suka. 

Sepanjang Hari Berjaga

Rintik hujan tiba
Menerpa daun pada pagar
Menggulung senja
Tiba saat lalu-lalang
Anak-anak bersepeda
Mengayuh cepat
Mendesak keinginan
Padamkan keraguan
Seharian tergenggam
Keinginan tak padam
Meski hanya setetes air

Rintik hujan tiba
Segera tiba
Menyambut anak
Mengucap doa,
Sejenak terdiam
Menyambut semangat
Membaja tak padam juga

Menyambut Dia
Rintik hujan itu
Datang bersama doa-doa,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun