Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka: Membangkitkan Sikap Kritis Melalui Menulis

23 Maret 2023   06:33 Diperbarui: 23 Maret 2023   07:42 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil karya siswa sebagai artikel utama di Kompasiana (Dokpri)

Penguatan sikap kritis siswa dalam memahami berbagai permasalahan di sekitar menjadi bagian penting dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Siswa perlu terus-menerus berlatih untuk mengungkapkan gagasan, menelaah persoalan, dan memberikan solusi permasalahan. 

Salah satu upaya untuk membangkitkan ketrampilan literasi siswa adalah kegiatan menulis artikel. Kegiatan ini tidak hanya menandai tahap akhir kompetensi literasi setiap perserta didik kelas XII, tetapi menjadi media pendewasaan diri dalam keseluruhan proses belajar.

Begitu penting membekali siswa akan kemampuan menulis. Dalam setiap proses menulis; berpikir kritis, mengolah hati dan menguji gagasan selalu ditunjukkan dalam seluruh proses belajar. Meskipun kegiatan ini tidak dapat terpisahkan dari kegiatan membaca, kegiatan menulis akan memberikan gambaran kompetensi kognitif, sikap dan psikomotor yang telah dilewatinya.  Karena itulah, kegiatan menulis dimulai dengan memahami permasalahan yang terjadi di sekitar kita.

Membaca dan Memulai Menulis

Setiap siswa harus terlibat dalam pemilihan tema yang relevan; tema-tema dipilih dan  menarik bagi siswa itu sendiri, misalnya profesi yang akan digeluti, pengembangan kemampuan dalam seni dan olah raga, hobi, kesehatan, teknologi, game, atau peristiwa aktual yang tengah terjadi di masyarakat atau sekolah.

Contoh-contoh artikel yang menarik dan sering menjadi pembicaraan di berbagai media online, dibahas dan didiskusikan di kelas. Dari berbagai tulisan tersebut, sebagian artikel dan tulisan yan dimiat di Kompasiana menjadi rujukan pokok dalam forum diskusi di kelas.

Dalam tiga atau empat pertemuan, siswa akan diarahkan untuk menyusun kerangka tulisan berdasarkan apa yang telah dibaca dan dipahami.  Kerangka tulisan akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap dalam dua atau tiga pertemuan. Maka, dalam setiap pertemuan guru menjadi fasilitator agar siswa mampu merumuskan kepaduan setiap gagasan dalam tulisan.

Tulisan siswa yang telah selesai tidak akan begitu saja diungggah di berbagai media. Setiap siswa harus memilih teman yang akan bertindak sebagai penyunting agar tulisan yang akan dimuat tersebut layak dan tidak ada kesalahan. Setelah dalam satu pertemuan proses penyuntingan selesai, naskah siap untuk diunggah di media online. Siswa diberikan kebebasan untuk menayangkan media penayangan. 

Ternyata dari 264 siswa yang telah menyelesaikan tulisan,  sebanyak 90% memikih menayangkan di media Kompasiana. Kompasiana menjadi sebuah media favorit siswa dalam menayangkan hasil karya tulisan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun