Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tentang Karakter yang Tumbuh di Pagi Buta

3 Maret 2023   05:00 Diperbarui: 6 Maret 2023   15:16 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah. Salah satu tempat yang dianggap sebagai pusat pembentukan karakter adalah sekolah. Kehadiran sekolah menjadi penanda kemajuan peradaban manusia. Negara maju adalah negara yang peduli pada kemajuan sekolah. Sayangnya, berbagai aturan yang sebenarnya dibuat untuk mendukung anak-anak bangsa berkarakter hanya menjadi jargon dan sensasi semata. 

Karena sekolah dianggap menjamin kemajuan bangsa, banyak pejabat dan penguasa ingin ambil bagian dalam memajukan sekolah. Bukan hanya di pusat kota, aturan-aturan pun diberlakukan oleh pemerintah-pemerintah daerah.

Kekuasan untuk mengatur sekolah diberbagai daerah bukan hanya dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Menteri Pendidikan. Andil pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan pendidikan terkadang malah turut membuat carut-marutnya dunia pendidikan. Siapapun bisa membuat kebijakan dan mengatur sekolah di daerah. 

Kebijakan tentunya tidak diambil serta-merta, harus ada data dan bukti nyata bahwa setiap kebijakan memang penting dan mendukung kemajuan. Jika kebijakan tidak didasarkan pada data dan penelitian yang relevan tentunya hanya akan melahirkan masalah-masalah baru, tujuan pun keliru.

Gengsi dan harga diri

Pelajar memang harus siap untuk menjadi bagian perjuangan dan kemajuan bangsa. Ketika Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat berkeinginan menyiapkan pelajar di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk masuk universitas bergengsi, melatih anak yang ingin masuk Akademi Kepolisian (Akpol) dan Akademi Militer (Akmil), puncak pimpinan tertinggi di NTT itu pun mengambil kebijakan menentukan masuk sekolah jam 5 pagi di NTT. Tidak untuk semua sekolah memang. (1) Tetapi, kebijakan yang diambil telah membuat riuh berbagai media. 

Universitas bergengsi, Akademi Kepolisian, Akademi Militer. Tiga tempat yang selalu dianggap menyelesaikan masalah, tiga tempat yang dianggap menjadi tempat idola anak muda sekarang. Tiga tempat yang dianggap mempunyai gengsi tinggi dan melambungkan martabat hidup pelajar NTT. 

Padahal, anak-anak muda bisa jadi mempunyai kampus pilihan, meski tidak bergengsi. Anak muda punya tempat impian, bukan hanya Akpol dan Akmil. Anak-anak muda mempunyai puluhan impian yang mungkin tidak pernah dipikirkan generasi tua. Mestikah ketiga tempat itu menjadi pilihan terbaik untuk menghasilkan profesi terbaik untuk bangsa dan negara ini? 

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan. Perubahan-periubahan pun telah membawa banyak pilihan. Profesi pun tak lepas dari konsekuensi ini.

Dulu, dokter, artitek, pengacara, dosen sempat menjadi profesi idola. Kini impian jutaan anak muda semakin beragam. Bisa jadi, dalam sepuluh tahun ke depan, profesi petani akan sangat menarik, profesi youtuber pesat melaju, bahkan tiktoker melesat cepat. Uang bisa dihasilkan hanya dari kamar. Sementara, kita, orang-orang tua masih berkutat dan memaksa anak untuk memilih  profesi yang pernah kita impikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun