Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

C-Xlence Kolese Kanisius (1): Merayakan Kemerdekaan Belajar

19 Februari 2023   06:00 Diperbarui: 19 Februari 2023   07:04 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puluhan hari duduk di kursi kelas. Ratusan pengetahuan tertampung dalam sebongkah otak di batok kepala. Jutaan soal-soal menguji nyali untuk menyelesaikan. Ada keberhasilan, ada kegagalan. Dalam dua setengah tahun seragam, suka duka belajar dalam batas dinding kelas menelan berbagai cerita. Jebakan-jebakan rutinitas belajar terkadang menjadi pertanda kesetiaan akan sebuah proses panjang mencari arti belajar. 

Belajar di kelas terkadang hanya berkaitan dengan seberapa banyak yang bisa kita dengar, seberapa banyak yang bisa kita telan. Semua buku pelajaran menyediakan jutaan pengetahuan, semua guru mengajar menyampaikan ribuan ilmu. Ujian-ujian selalu terjadi setiap hari. Kesetian pada tradisi belajar menuntut kesetiaan pada sebuah tujuan. 

Saatnya kemerdekaan belajar diraih kembali. Perayaan kemerdekaan belajar menjadi akhir sebuah proses belajar. Kebebasan setiap siswa untuk berpikir, menyampaikan gagasan dan pandangan perlu dimerdekakan. Meski terkadang ruang kelas saja tidak cukup untuk menyediakan kebebasan setiap siswa mengurai gagasan dan pandangan. Di Kolese Kanisius, kemerdekaan belajr itu dirayakan dalam sebuah kegiatan; Canisius Exhibition of Learning Experience 2023.  

Menemukan dan menunjukkan kebenaran (Dok. Humas Kolese Kanisius)
Menemukan dan menunjukkan kebenaran (Dok. Humas Kolese Kanisius)

Penelitian dan presentasi

Kegiatan penelitian dan ekshibisi research paper yang diadakan secara tahunan di Kolese Kanisius bukan hanya bertujuan untuk mempersiapkan para siswa  menghadapi tantangan-tantangan di masa depan, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk kembali mengolah daya pikir, daya nalar atas berbagai permasalahan di seputar masyarakat. Setiap anak adalah bagian masyarakat dan mereka harus kembali menjadi bagian dari masyarakat. Kepedulian kepada alam sekitar dan seisinya perlu diolah terus- menerus.   

Menanamkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif dan inovatif, berkebhinekaan global, dan bergotong royong dalam diri setiap siswa adalah sebuah proses pembalajaran yang tidak boleh terhenti meski kurikulum terkadang membiaskan tujuan pendidikan. 

Sikap-sikap setiap siswa dapat dilatih sejak dini melalui pola pembelajaran yang mengacu pada konsep STELAM, sebuah konsep  pembelajaran integratif yang tersusun atas beberapa disiplin ilmu, yakni sains (science), teknologi (technology), rekayasa (engineering), bahasa (language), seni (art), dan matematika (mathematics).

Seluruh dinamika pembelajaran  para siswa kelas IX dan XII sudah begitu panjang.  Tentunya, penelitian menjadi kesempatan menarik untuk menantang mereka menemukan kebenaran dalam fenomena alam dan sosial. Maka, proses perencanaan hingga penyelesaian research paper adalah sebuah  berkesempatan untuk menanggapi  berbagai fenomena di tengah masyarakat, mempertanyakan kemungkinan-kemungkinan yang ada, hingga  menemukan jawaban dan ketakjuban atas permasalahan yang ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun