Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Makanan Khas Gunungkidul

30 Desember 2022   22:17 Diperbarui: 30 Desember 2022   22:21 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wader lombok ijo ala Warung Simbok (dokpri)

Bukan hanya wisata yang berkembang begitu pesat, berbagai makanan khas Gunungkidul juga banyak disukai kaum pelancong. Padahal, puluhan tahun lalu, Tiwul, makanan Gunungkidul ini menjadi tanda bagaimana miskinnya masyarakat di sana.  

Gunungkidul adalah daerah miskin, Gunungkidul adalah daerah terbelakang, dan Gunungkidul adalah daerah terpinggirkan. Maka, mereka yang mendapat tuags di Gunungkidul adalah mereka yang dibuang dan terbuang. Memang, masa lalu Gunungkidul tidak akan lepas dari pandangan negatif tentang daerah nan tandus dan tidak menghasilkan apa-apa. 

Kisah Masa Itu

Tapi kisah itu adalah kisah masa lalu Gunungkidul. Kehidupan telah berubah, kebiasaan telah berubah, penghidupan pun telah berubah, bahkan tata kehidupan masyarakat pun pada akhirnya berubah. Ekonomi berkembang pesat, wisata bertumbuh, sarana transportasi semakin baik, jalan-jalan bahkan tidak pernah berlubang dan dibiarkan rusak. Gunungkidul, sebuah daerah di timur Yogyakarta ini pun berkembang tiada nyana. 

Kisah tentang Gunungkidul adalah sebuah cerita tentang perjuangan masyarakat menuju sebuah gengsi daerah. Jika dulu, masyarakat begitu malu untuk mengakui Gunungkidul sebagai tanah kelahirannya. Kini, begitu bangganya masyarakat mengakui diri sebagai penduduk Gunungkidul. 

Di tengah-tengah perkembangan wisata itulah yang kemudian menjadikan daerah ini menjadi dikenal. Tempat-tempat wisata menjadi tujuan wisatawan seantero Nusantara. Hotel, penginapan berbagai kelas berdiri. Usaha kuliner khas Gunungkidul mulai pesat menggurita di berbagai daerah. Rumah-rumah makan khas mulai berdiri melayani, restoran besar pun mulai terbangun, pusat oleh-oleh di setiap jalan begitu mudah dijumpai. Semuanya melayani beragam pelancong yang merindukan kenangan daerah gersang masa lalu, Gunungkidul. 

Ayam kampung geprek dengan sambel bawang khas Gunungkidul (dokpri)
Ayam kampung geprek dengan sambel bawang khas Gunungkidul (dokpri)

Makanan ala Gunungkidul

Jika kita ingin menikmati sayur lombok ijo atau trancam Pawon Purba bisa menjadi rujukan istimewa. Sate Pak Turut, sate khas Gunungkidul dengan resep mantap ala Pak Turut. Di Lesehan Pari Goro kita pun dapat menimati nasi merah lengkap dengan gudeg daun pepaya atau belalang goreng. Bakmi, Soto dan Ayam Goreng Mbah Noto lengkap dengan bakmi jawa dan ayam goreng. 

Di Soto Tan Proyek pun kita bisa menikmati lezatnya soto yang diresepkan sejak 1970. Di Gudeg Yu Djum, kita bisa menikmati gudeg ayam jawa dan kecek. Di Warung Simbok, kita bisa menikmati  wader lombok ijo, dan ingkung. Di warung , rumah kana atau resto tradisional seperti Warung Makan Seger Waras, Pondok Makan dan Pemancingan Sekar Kusuma, atau Rumah Makan Jawa Bu Sudar, atau Warung lesehan Pak Kirum pun kita dapat menikmati berbagai masakan khas Gunungkidul lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun