Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Carut-Marut Mengelola Bencana

4 Desember 2022   18:11 Diperbarui: 6 Desember 2022   11:45 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Salah seorang relawan medis dari Jabar Quick Respons saat memeriksa kesehatan warga terdampak gempa Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu.(Dokumentasi JQR via kompas.com)

Maka, lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selayaknya menjadi garda depan dalam penanganan bencana. 

Lembaga pemerintah selayaknya bertugas untuk secara penuh ambil bagian dalam urusan kebencanaalaman di Indoensia. 

Tidak bisa sendiri, badan pemerintah tersebut harus menjadi bagian dari seluruh lembaga-lembaga yang mau ambil bagian dalam menangani bencana. 

Bukan hanya dari pemerintah daerah, banyak lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, partai politik bahkan organisasi berbasis keagamaan  mempunyai bidang penangan bencana alam. 

Tentunya kekayaan inipun  patut disyukuri bahwa peran masyarakat mau terlibat ambil bagian dalam penanganan bencana begitu banyak. 

Patut disayangkan, bahwa masih banyak lembaga yang seharusnya berpesan dalam satu tujuan, tetapi mereka bekerja dalam ego sektoral kelompok. 

Masih banyak lembaga-lembaga swasta yang bertindak masih tersekat-sekat hanya dalam kelompok, tidak mau membantu jika bukan kelompok atau anggotanya. 

Ada organisasi masayakarat yang bertindak ceroboh, tidak menyalurkan bantuan yang sudah dititipkan berbagai perusahaan dan instansi. 

Apalagi, masih kita dengar anggota masyakarat yang sengaja menyembunyikan berbagai macam bantuan. Bencana alam seolah menjadi kesempatan untuk melengkapi diri, memperkaya diri dan kelompok. Bencana alam terkadang  memunculkan ketegangan baru. 

Bencana alam selalu memunculkan kesedihan. Kehilangan keluarga, kehilangan harta benda, kehilangan pendidikan, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan masa depan. 

Di mata anak-anak, bencana menjadi pertanda terhentinya sebuah mimpi akan masa depan. Apalagi sekolah yang diharapkan menjadi penanda masa depan musnah tanpa bekas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun