Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tebak-tebak Buah Manggis, Menebak si Rambut Putih

2 Desember 2022   21:18 Diperbarui: 3 Desember 2022   07:45 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Mural tujuh presiden Republik Indonesia tergambar secara kartunal di sebuah dinding di kawasan Pisangan, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (14/11/2021). (Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Bermain tebak-tebakan, menghibur juga menyenangkan. Tapi, kalau tebak-tebakan itu dibawa ke ranah politik, bermacam prasangka bisa dihadirkan secara nyata.  Becanda tapi terkadang ada yang merasa terluka. 

Bukan sekadar hiburan,  tebak-tebakan bisa membawa masyarakat terpancing dalam kekalutan pembicaraan. Meski kadang jawaban belum tentu ada benarnya. 

Jika di dunia digital,  setiap kata bisa dimakna dengan cara berbeda-beda. Ada keinginan, ada perkataan, ada pesanan, dan ada beragam komentar, yang terkadang lepas dari arti sebenarnya. Karena tebak-tebakan muncul banyak perkara. Tapi, begitulah media sosial kita; riuh dan lucu.

Tebak-tebakan, bagaimanapun caranya dan siapa yang menyampaikan sejatinya hanya hiburan belaka atau anggap sebagai penyela kerja. Meski maksud terdalam hanya ada di akhir cerita saja. 

Ketika Presiden Joko Widodo hadir bersama ribuan orang yang berkumpul di Gelora Bung Karno dalam sebuah acara Gelar Acara Nusantara Bersatu di Stadion GBK pada Sabtu, 26 November lalu. Acara digelar oleh relawan Joko Widodo.  

Saat itu orang nomor satu di Indonesia itu melontarkan siapa sebenarnya pemimpin masa depan Indonesia.  Dua ciri pemimpin masa depan yang patut jadi pilihan tahun 2024 adalah dia yang berambut putih dan penuh kerutan di wajah, pertanda memikirkan rakyat. 

Mencari Nama Pasti

Sontak seluruh media dan masyarakat berkomentar. Politisi mendapat amunisi. Ada sebagian yang nyinyir dan sebagian membela apa yang disampaikan Jokowi. Komentar pedas, komentar manis, komentar pahit pun bermunculan. 

Sinyal dukungan ke calon tertentu pun sontak muncul, meski kritikan juga muncul, dari soal izin menggunakan GBK atau peserta yang menghasilkan 31 ton sampah selama berlangsungnya acara Nusantara Bersatu di kawasan Gelora Bung Karno. 

Acara politis yang dianggap  memunculkan nuansa mempertahankan kekuasaan abadi ala Jokowi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun