Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Berebut Nomor Keberuntungan

25 November 2022   18:16 Diperbarui: 25 November 2022   22:28 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terkadang angka dianggap menjadi penanda akhir nasib kita. Angka tertentu tidak kita gunakan. Angka tertentu kita hindarkan. Kita ingin terhindar dari ketidakberuntungan. Hindari angka ini, hindari angka itu. 

Apalah artinya sebuah angka. Tapi, sejak kita pertama sekolah memang selalu dikenalkan dengan angka-angka. Tidak salah kalau sekolah selalu menyematkan angka dalam diri setiap murid. 

Ada angka yang menunjukkan nomor absen, ada angka yang menunjukkan nomor induk sekolah, ada angka yang menunjukkan kode ujian. Kita ditandai dengan angka-angka. Angka adalah identitas kita. 

Adakah yang salah dengan angka-angka? Ketika angka-angka itu kita wujudkan dalam beragam peristiwa, kita menghadirkannya menjadi bermakna. Ketika angka-angka itu menjadi nomor-nomor yang diurutkan, begitulah terkadang muncul pelbagai persoalan.

Hampir semua siswa tidak mau  berada peringkat buncit atau akhir di sebuah kelas. Karena ancamannya, ya, tidak naik kelas. Ada siswa yang tidak mau peringkat 3, karena orang tua akan marah semarah-marahnya. 

Siswa selalu dituntut untuk menduduki peringkat pertama. Nomor satu. Peringkat pertama selalu dikejar, bagaimanapun caranya. 

Di tengah masyarakat kita,  begitu banyak yang  percaya dengan berbagai keberuntungan karena angka-angka. Di hotel, apartemen, perumahan,perumahan mewah selalu saja tidak menggunakan nomor 4  atau  13. 

Begitu percayanya sebagian masyarakat kita, bahwa angka 4 menunjukkan  kematian dan angka 13 menunjukkan kehidupan yang penuh sial. Kita menghindari untuk menggunakan angka 4 dan angka 13. Kita begitu membenci dengan angka 4 dan angka 13. 

Padahal, angka-angka sial tak selamanya berlaku di setiap tempat. Masyarakat India menganggap angka 8 menggambarkan kemiskinan, kematian dan kecelakanaan. Orang Cina dan Jepang menganggap angka ini sebagai keberuntungan. 

Masyarakat Jepang begitu percaya bahwa angka 9 menandai siksaan dan juga penderitaan hidup. Maka, tidak ada rumah yang menggunakan angka ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun