Adab Suporter, Adab Pemain
Tim perlu latihan, suporter juga perlu kepaduan. Dalam sepak bola modern, suporter adalah bagian tim itu sendiri. Jika tim perlu terus-menerus latihan, suporter juga demikian.
Diperlukan sebuah pengeloloaan suporter yang terencana dan baik agar di tengah lapangan suporter tidak hanya menjadi benalu yang memancing keributan dan kerusuhan. Tim membutuhkan kemenangan, namun suporter juga membutuhkan kesatuan.
Suporter yang tidak terpecah, padu dan radikal tidak memicu berbagai kejahatan di tengah lapangan. Karena kehadiran suporter di tengah lapangan menjadi pertanda bahwa sebuah pertandingan layak dinanti-nantikan. Pertandingan menjadi tontonan kelas dunia, bukan kelas kampungan.
Tidak semua tim menjawab fanatisme penonton ini dengan kesungguhan. Banyak tim yang tidak peduli dengan apa yang telah diperjuangkan penonton di lapangan. Ketika tim menang tim, suporter yang dipandang.
Ketika tim kalah, bahkan tim memancing keributan, dan keberingasan suporter dihadirkan. Ketika banyak korban dalam sebuah pertandingan, tim cuci tangan, tidak peduli apa yang terjadi. Selalu saja suporter masih menjadi pelengkap dalam sebuah pertandingan.Â
Tim punya beragam cara untuk menang. Setiap hari, sebelum pertandingan tim selalu latihan. Berhari-hari menimba ilmu diberbagai belahan dunia.
Berguru pada maha guru sepak bola, di Eropa uji tanding dengan tim kelas dunia. Setelah selesai dan sampai di Indonesia, di tengah pertandingan kembali menjadi anak kampung. Ketika suporter menuntut kemenangan, hanya menjadi teriakan lantang tak berguna. Tim tidak bisa disalahkan, manajemen tidak bisa disalahkan, pelaksanan pertandingan tidak bisa disalahkan. Suporterlah pangkan kekalahan.Â
Sepakbola memang menjadi tontongan yang mempu menyihir penonton dalam fanatisme yang tidak terbatas. Bukan hanya di kampung-kampung, nun jauh di berbagai belahan dunia, sepak bola selalu menghadirkan drama-drama komedi ataupun tragedi yang lengkap. Hadirnya penonton radikal, militan menambah kompleksitas masalah dalam sepak bola. Kalau sudah begitu, terkadang suporter hanya akan dianggap punya peran protagonis, tertuduh sekaligus terdakwa.
Sepak bola bukan hanya sebuah pertandingan satu tim dengan tim lain. Sepak bola adalah perebutan kemenangan, perebutan harga diri. Tanpa fanatisme suporter, pertandingan sepak bola lemas tak bernyawa.
Tim membutuhkan suporter. Karena gambaran suporter selalu menjadi gambaran tim. Ketika kekalahan tim selalu dihubungkan dengan suporter militan, suporter radikal, kalah dan rusuh menjadi rumus padu dalam sepak bola. Jika demikian, keadaban suporter harus dimulai dengan keadaban pemain juga.Â