Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasangan Airlangga - Ganjar cukup menarik jika muncul di pilpres 2024

30 Mei 2021   14:48 Diperbarui: 31 Mei 2021   12:13 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari google

Seperti kita ketahui bersama, 2 kali hajatan pilpres, tahun 2014 dan 2019 yang hanya menampilkan 2 pasangan calon masih menyisakan residu yang terbawa sampai saat ini, yaitu efek keterbelahan di masyarakat.

Para pihak yang prihatin dengan situasi seperti itu berusaha meminimalkan potensi terulangnya pilpres head to head seperti itu dengan mengajukan gugatan ke MK agar menghapus aturan presidential threshold sehingga setiap partai peserta pemilu, baik partai-partai incumben senayan maupun partai-partai baru bisa mengusung calon sendiri. Namun sayang, berkali kali gugatan dilayangkan, tak pernah MK mengabulkannya.

Kini harapan tinggal kita gantungkan kepada para elit pemegang palu keputusan di partai-partai politik yang memiliki kursi di parlemen, akankah mereka memperpanjang keterbelahan yang terjadi di tengah masyarakat, ataukah mereka bersedia untuk menginiasiasi menghilangkan hal tersebut dengan menghadirkan lebih dari 2 pasangan calon yang berlaga di pilpres tahun 2024 mendatang. 

Sebagai masyarakat awam, tentu saya membayangkan bahwa sebagai sebuah negara besar, dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, maka pasti tidak hanya ada 2 orang yang layak untuk dipilih menjadi presiden negeri ini. Saya percaya sebenarnya begitu banyak anak bangsa yang potensial yang layak diusung dan dicalonkan sebagai pemimpin di negara kita ini.

Dari berbagai survei yang dilakukan oleh para lembaga survei, dapat kita baca muncul nama-nama yang layak untuk bertarung di laga pilpres mendatang, baik nama-nama yang pernah berlaga di pilpres sebelumnya, maupun nama-nama baru yang belum pernah merasakan kerasnya pertarungan di ajang pilpres.

Secara teori, sebenarnya memang memungkinkan munculnya sekitar 4 pasangan calon jika kita otak atik jumlah kursi yang dimiliki oleh partai-partai senayan, dengan catatan para petinggi partai tidak terseret keinginan PDIP sebagaimana yang disampaikan oleh Sekjennya, Hasto, yang menginginkan di 2024 kembali ingin hanya ada 2 pasangan calon yang berlaga di pilpres.

Jika kita berasumsi para petinggi partai politik ingin menghadirkan lebih dari 2 pasangan calon, mari coba kita  otak atik bagaimana potensi pasangan calon serta potensi koalisi partai yang mengusungnya.

Mari kita mulai dengan asumsi bahwa dorongan koalisi PDIP dan Gerindra ternyata hanya pepesan kosong, isu perjanjian Batu Tulis II ternyata hanya ilusi belaka, sehingga koalisi yang diwacanakan akan mengusung pasangan Prabowo - Puan Maharani akhirnya tidak terjadi, PDIP mengusung pasangan calon sendiri dan Gerindra juga mengusung padangan calon sendiri dengan koalisinya. 

Pertama, mari kita andaikan saja akhirnya PDIP mengusung pasangan Budi Gunawan - Puan Maharani, duet dua orang dekat dari ketua umum partai, yang satu adalah orang kepercayaan, satunya adalah anak kandungnya, sang putri mahkota sehingga jargon "ojo pedhot oyot" trah Soekarno tetap terjaga.

Pasangan selanjutnya yang kita andaikan adalah koalisi Gerindra dan PKB, yang mengusung Prabowo - Muhaimin, sebuah koalisi yang mungkin saja terjadi karena masing-masing bertemu dalam satu titik persamaan yaitu bahwa ketua umum partai keduanya berkeinginan maju di pilpres dan juga didorong oleh kadernya masing-masing, klop, tumbu ketemu tutup kalau orang Jawa bilang.

Pasangan ketiga yang bisa muncul adalah hasil koalisi Golkar dan Nasdem. Seperti kita ketahui, sejak awal memang ketua umum Golkar, Airlangga Hartarto didaulat oleh kadernya untuk ikut berlaga di pilpres mendatang. Koalisi dengan Nasdem sangat mungkin terjadi karena mengingat sejarahnya Nasdem ini juga dihuni oleh para politisi yang berasal dari partai Golkar, sehingga rembugan relatif lebih mudah karena mereka sudah punya hubungan emosional yang dalam. Karena Nasdem menyatakan akan mengadakan konvensi untuk menjaring calon, maka kuta andaikan saja yang menang konvensi misalnya Ridwan Kamil, gubernur Jawa Barat yang namanya sering muncul di berbagai survei. Atau bisa juga yang menang adalah Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah yang tempo hari dikucilkan oleh partainya karena dituding terlalu "kemajon" dalam hal berhasrat maju di ajang pilpres 2024. Pasangan Airlangga - Emil atau Airlangga - Ganjar, cukup menarik jika bisa terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun