Â
Kami berdiam-diaman, selalu begitu
Masing-masing sibuk memandang gawai baru, teman baru
Sesekali kami saling melirik, lalu mata lurus kembali
Menatap entah apa kok menarik sekali
Tapi kami tahu, bukan saatnya kami membahas ini
Sebentar lagi toh kepala kami akan kembali bergerak
Menghilangkan ketegangan, lalu
Mata kami kembali beradu
Kau tahu?
Itu cara kami bicara
melebihi seribu kalimat penuh busa
Tangerang Seltan, 24 Oktober 2020
Catatan:Â
Puisi ini dapat dilihat diblog pribadi saya: https://secercahkata.wordpress.com/2014/11/24/bahasa-hati/
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!