Masih di tahun yang sama, Susi menunjukkan permainan sangat memukau saat berperan besar membantu Tim Indonesia meraih Piala Sudirman 1989 dengan mengalahkan Lee Young Suk.Â
Nyaris kalah di set kedua dalam kedudukan 6-10 setelah takluk di set pertama, Susi mampu membalikkan keadaan dan menang hingga terberitakan bahwa Lee ditampar pelatihnya yang mungkin gemas karena kehilangan peluang meraih piala yang sudah di depan mata.  Pada set ketiga, Susi menggila  dengan tak memberikan satu angka pun pada Lee.
Tahun berikutnya adalah perjalanan Susi yang dilalui dengani prestasi demi prestasi melalui gelar di berbagai turnamen individu besar hingga puncaknya meraih emas Olimpiade Barcelona 1992 dan Kejuaraan Dunia 1993, keduanya dengan mengalahkan Bang So Hyun (Korea Selatan). Â Tahun 1994 dan 1996, Susi memimpin tim nya meraih Piala Uber sekaligus melengkapi prestasi hebatnya di sektor perorangan.
Gelar Susi sangat lengkap. Â Hanya medali emas Asian Games yang belum diraihnya, yang diakuinya sendiri merupakan bukti bahwa dia adalah manusia biasa yang punya kekurangan juga. Â Upayanya meraih emas di Asian Games 1998 di Bangkok harus dia hentikan karena kehamilan puteri pertama dari pernikahannya dengan sesama peraih emas Olimpiade 1992, Alan Budi Kusuma.
Tidak sia-sia perjuangan Susi. Prestasinya yang cemerlang di masa yunior berhasil dia pertahankan bahkan dinaikkan levelnya hingga dia menjadi legenda dunia bulutangkis dengan anugerah Hall of Fame tahun 2004 dari IBF.
2). Yuni Kartika
Yuni Kartika lebih muda dua tahun dari Susi dan pernah berjuang bersama Susi. Â Tahun 1989, Yuni mampu mencapai semi final Kejuaraan Invitasi Yunior Bulutangkis Dunia Bimantara 1989 meski gagal masuk final.Â
Setahun kemudian, Â Yuni berhasil menyempurnakan capaiannya dengan menjadi juara tunggal puteri di ajang yang sama di usianya yang ke-17. Ini seolah menegaskan kesiapannya untuk bersaing di level senior.
Tahun berikutnya, di usia 18 tahun, Yuni mulai meraih prestasi di level senior meski tidak sehebat Susi, yaitu dengan meraih posisi semi finalis di ajang Kejuaraan Belanda Terbuka 1991 lalu Semi Finalis Indonesia Terbuka 1992 dan Finalis Malaysia Terbuka 1992.Â
Sayangnya, di saat dia tengah berusaha meraih prestasi yang lebih baik, ujian menimpanya. Â Keluarganya tertimpa musibah, saat Yuni tengah bertanding di Malaysia.Â