Pembahasan kali ini dibatasi hanya untuk pebulutangkis yang pernah berprestasi bagus di level yunior.
1). Susi Susanti
Prestasi Susi Susanti yang spektakuler di level senior, sesungguhnya sudah dirintis sejak masa kecil saat berlatih di Tasikmalaya yang membuatnya dipinang oleh dua klub besar Indonesia, PB Jaya Raya dan PB Djarum.Â
Karena alasan kedekatan dengan keluarga, Susi memilih PB Jaya Raya yang terletak di Jakarta. Hanya berselang setahun, Susi sudah mampu menginjakkan kakinya di pelatnas untuk berlatih bersama pebulutangkis nasional lainnya.
Tahun 1987, Susi memulai dengan prestasi ciamik dengan memborong gelar juara dari semua nomor yang bisa diikutinya (tunggal, ganda, dan ganda campuran) pada Kejuaraan Invitasi Bulutangkis yunior Bimantara di Jakarta. Gelar juara tunggal puteri diraih dengan mengalahkan Tang Jiuhong (China) yang selanjutnya menjadi saingan berat di level senior.Â
Tahun berikutnya, Susi kembali menjadi yang superior pada gelaran yang sama meski hanya berhasil meraih dua gelar, yaitu tunggal puteri dan ganda puteri. Â Kali ini, lagi-lagi pebulutangkis China, Huang Yin, yang menjadi korbannya melalui pertarungan dua set.Â
Prestasi Susi di level senior tidak instan, meroket tiba-tiba, melainkan bertahap namun meyakinkan. Â Saat berusia 16 tahun, Susi sudah mampu melaju ke babak perempat final kejuaraan dunia 1987 dengan menundukkan Kirsten Larsen, juara All England tahun itu. Setahun berikutnya, Susi sudah masuk tim uber cup dan berperan mengantarkan tim masuk ke babak semi final.
Di semi final, Susi nyaris membuat kejutan saat sudah mencapai matchpoint melawan Han Aiping. Â Dengan segala pengalaman dan mentalnya yang bagus, Han Aiping yang meraih Juara Dunia tahun 1987 itu akhirnya menang.Â
Namun, di tahun berikutnya ia sudah mampu membalas kekalahannya tersebut sekaligus menjadi juara pada Kejuaraan Piala Dunia Bulutangkis 1989 yang diadakan di Beijing (meskipun dibalas lagi di putaran Final Grandprix di Singapura).Â
Tahun itu juga, Susi mampu merangsek melewati pemain top dunia dengan melaju ke babak Final All England sebelum dihentikan ratu tunggal puteri saat itu, Li Lingwei.Â