Mohon tunggu...
Arif Uopdana
Arif Uopdana Mohon Tunggu... Lainnya - uopdana 1993

Fakir ilmu

Selanjutnya

Tutup

Nature

Limbah pertambangan (Tailing)

1 Juni 2020   19:59 Diperbarui: 15 September 2020   09:20 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jebolnya bendungan tailing tambang di Mariana, Brazil. Tahun 2015

Bendungan limbah tambang memiliki beberapa sifat yang sama dengan bendungan penampung air, oleh karena itu pada awal penyiapan desain dapat digunakan teknologi bendungan penampung air pada umumnya. Tetapi bendungan limbah tambang memiliki perbedaan pada teknik pelaksanaan konstruksi dan operasinya, dan memiliki perbedaan pada material yang ditampung baik secara fisik maupun kandungan kimianya. Selain itu, bendungan limbah tambang didesain untuk kemudian dihapuskan fungsinya setelah operasi penambangan. Tidak untuk dioperasikan sepanjang masa. Pelaksanaan konstruksi biasanya bersamaan dengan operasi.

Dalam pembangunan bendungan limbah tambang harus memiliki perencanaan teknik yang baik dari aplikasi teknik sipil dan geoteknik pada desain, pelaksanaan kontruksi dan operasi bendungan limbah tambang agar memenuhi kaidah keamanan bendungan dan lingkungan.

Tindakan yang lebih serius untuk mencegah kerusakan bendungan limbah tambang (tailing) sangat diperlukan untuk menghindari risiko terjadinya dampak yang fatal bagi pekerja, masyarakat setempat, serta kerusakan lingkungan hidup yang luas dan besarnya biaya pembersihan dan perbaikan akibat kerusakan tersebut. Serta dampak yang mendalam pada inti perusahaan dan kemampuan untuk mengembangkan proyek-proyek masa depan. Dalam kasus ekstrim, kegagalan penampung tailing telah sangat mengikis nilai saham karena pasar mengantisipasi biaya untuk pembersihan dan gugatan kelompok (class action), penangguhan operasi dan mungkin penutupan tambang. Selain itu juga hilangnya reputasi perusahaan dan dicabutnya izin sosial untuk beroperasi.

Bulletin 121 (2001), Komisi Internasional untuk Bendungan Besar (ICOLD), memberikan laporan komprehensif penyebab utama kegagalan dan insiden penampungan tailing (tailing dam) di seluruh dunia dan mengidentifikasi insiden yang meliputi:

  • Kurangnya pengendalian neraca air.
  • Kepatuhan untuk merancang yang kurang memadai.
  • Pengendalian bangunan yang buruk.
  • Kurangnya pemahaman secara umum tentang fitur yang mengendalikan operasi yang aman.

 Kegagalan  dinding penahan tailing adalah (dalam urutan prevalensi) karena:

  • Ketidakstabilan lereng
  • Pembebanan gempa
  • Luberan
  • Fondasi tidak memadai
  • Rembesan.

Insiden tailing tampaknya lebih umum di mana bangunan hulu dikerjakan, dibandingkan dengan bangunan hilir, terutama di daerah seismik aktif. Dinding bendungan tailing dibangun dengan menggunakan metode hilir yang dilakukan mirip dengan tanggul penahan air. Bulletin 121 (2001) ICOLD juga menyimpulkan bahwa perencanaan dan pengelolaan tailing dam  yang sukses dapat memperoleh keuntungan yang besar dari:

  • Keterlibatan pemangku kepentingan
  • Penelitian menyeluruh dan penilaian risiko
  • Dokumentasi yang komprehensif
  • Pengelolaan tailing terpadu ke dalam perencanaan tambang, operasi dan penutupan.

Dalam Pemilihan lokasi untuk penampungan tailing dipengaruhi oleh faktor kepemilikan tanah serta tata gun lahan tanah saat ini dan masa yang akan datang di lokasi yang dimaksud dan daerah sekitarnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi antara lain adalah sebagai berikut :

  • Kedekatan ; Kedekatan lokasi dengan tempat pengolahan akan mengurangi biaya transportasi
  • Volume Timbunan Penutup (Embankment Recovery) ; Lokasi dengan rasio volume tampungan yang lebih besar disbanding volume timbunan pada umumnya lebih dikehendaki, walaupun hal ini tidak membatasi penggunaan material tailing untuk  pembangunan bendungan.
  • Topografi ; Lokasi dengan lereng amat curam harus dihindari karena akan membutuhkan timbunan yang sangat tinggi, dan menyebabkan kesulitan akses atau menimbulkan resiko stabilitas.
  • Aliran permukaan alamiah ; lokasi dengan daerah tangkapan air yang luas sedapat mungkin dihindari
  • Elevasi ; sebaiknya dipilih lokasi yang elevasinya mendekati sama dengan elevasi pabrik pengolahan. Lokasi yang jauh lebih tinggi daripada lokasi pengolahan membutuhkan biaya lebih tinggi untuk pemompaan, sebaliknya lokasi yang jauh lebih rendahdaripada tempat pengolahan membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk pemompaan air jika air harus dikembalikan ke tempat pengolahan.
  • Kondisi Fondasi ; walaupun dasar fondasi kedap air dan bentuk tampungannya bagus, tetapi kalau kondisi fondasinya jelek, sebaiknya dihindari. Persyaratan fondasi bagi bendungan tailing, umumnya sama dengan bendungan penampungan air.
  • Lokasi Tambang Potensial ; Lokasi yang diperkirakan memiliki sumber daya mineral yang dapat dieksploitasi, harus dihindari.
  • Keberadaan Manusia ; pusat hunian penduduk dan kawasanaktivitas manusia harus dihindari.
  • Gangguan visual ; lokasi yang terlindung dari pandangan umum lebih diutamakan
  • Sensitivitas Lingkungan ; lokasi dengan spesies flora dan fauna yang terancam punah   harus dihindari.
  • Pertimbangan- pertimbangan air tanah ; lokasi yang akan menyebabkan rembesan berlebih (sesuai peraturan lingkungan yang berlaku) dari kolam waduk ke air tanah harus dihindari, terutama jika air tanah dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Apabila tidak ada lokasi lainnya, maka alternatifnya adalah dengan memasang lapisan kedap air di seluruh dasar kolam waduk agar akuifer tidak terganggu.
  • Erosi ; lokasi yang sangat rentan terhadap erosi air atau angina harus dihindari.

Berbagai cara penampungan akan memerlukan pertimbangan dalam sistem pembuangan yang terkait dengan metodenya :

  • Penghantaran, atau transportasi tailing
  • Konstruksi bendungan
  • Pengalihan, atau pengaliran alamiah
  • Pengendapan dalam kolam waduk
  • Evakuasi kelebihan cairan permukaan dan aliran alamiah
  • Pencegahan penceraman di luar tempat pengendapan.

Ada tujuh komponen pokok yang diperlukan untuk masing-masing cara pembuangan tailing :

  • Sistem untuk menghantar tailing ke lokasi pembuangan
  • Timbunan atau bendungan untuk menahan tailing agar tetap berada dalam lokasi
  • Pengaturan/pengelakan aliran alamiah
  • Sistem pengendapan tailing di kolam waduk
  • Fasilitas untuk evakuasi kelebihan air permukaan berlebihandari kolam waduk.
  • Upaya perlindungan kawasan sekitar dari polusi
  • Instrumentasi dan sistem  pemantauan agar dapat dilakukan pengawasan yang akurat terus-menerus terhadap integritas structural bendungan dan kolam waduk dan pengawasan terhadap kualitas seta dampak alirannya pada lingkungan. Instalasi harus mengikuti manual pabrik serta pedoman yang berlaku, sederhana pengoperasiannya, tahan terhadap ancaman kimiawi dan sesuai untuk operasi jangka panjang.

Di Indonesia pembuatan bendungan limbah tambang (tailing) diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2010 tentang Bendungan.

PEMBUANGAN TAILING KE LAUT DALAM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun