Mohon tunggu...
Ariful Azmi Usman
Ariful Azmi Usman Mohon Tunggu... Jurnalis - Author of ISTANBUL Warna Ibu Kota Dunia

“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. [Imam Al-Ghazali]

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kembali 'Mesranya' Ankara dan Moscow

5 Juli 2016   16:29 Diperbarui: 5 Juli 2016   16:38 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erdogan dan Putin | Sumber foto: www.zerohedge.com

Akhir 2015 silam dunia sempat heboh dengan ketegangan antara Moscow dan Ankara. Sebuah jet tempur Sukhoi Su-24 jatuh di perbatasan Suriah – Turki, Selasa (24/11/2015) lalu. Pesawat yang dikenal dengan sebutan Fencer itu jatuh dihantam rudal Turki.

Imbas dari penembakan tersebut, sejumlah kantor berita menulis bahwa Rusia mengancam akan menghentikan kerjasama impor kedua negara. Menurut data statistik pemerintah, Rusia telah menghabiskan hampir 750 juta dolar AS dalam impor buah dan sayur pada tahun ini dari Turki. Sekitar 90 persen lemon, tomat, anggur dan aprikot yang dijual di Rusia berasal dari Turki.

Namun lanjutan dari larangan impor oleh Rusia itu ternyata tidak berdengung lagi di media, pasalnya Wakil PM lainnya, Igor Shuvalon, mengatakan Rusia kemungkinan tidak akan menerapkan larangan pada industri impor. Hal ini dikarenakan jika impor dihentikan, akan terjadi kelangkaan pasokan secara mendadak, maka Rusia bisa memicu inflasi.

Hal itu juga diakui oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvorkovich, seperti dikutip laman berita New York Times, Senin (30/11).

"Penundaan dilakukan untuk menghindari kelangkaan pasokan secara mendadak yang bisa memicu inflasi,'' ujarnya.

Rusia memutuskan menunda larangan impor buah dan sayuran dari Turki dalam beberapa pekan ke depan waktu itu, dengan mencari alternatif lain.

Salah satu alternatif yang dicoba jejaki oleh Rusia saat itu adalah Mesir, namun sayangnya Mesir tidak bisa menggantikan Turki dalam hal ini. Bila Mesir menjadi mitra baru Rusia dalam hal impor, mungkin Rusia akan mengganti makanannya dengan kurma. Maaf, kalimat terakhir itu hanya candaan. Hhe.

Berlanjut ujicoba impor lainnya pada Maret 2016 lalu, Rusia dikabarkan mulai menerima pasokan buah dan sayuran dari Suriah yang dirancang untuk menggantikan sebagian impor produk dari Turki yang dilarang masuk. Hal tersebut dilansir oleh surat kabar Rusia Kommersant. Perusahaan Adyg-Yurak hadir sebagai importir buah dan sayuran asal Suriah.

Namun lagi-lagi, Rusia harus berpikir ulang dikarenakan masalah utama yang mengganggu impor secara permanen adalah kualitas kemasan yang buruk.

Kabar terbaru, pada pertemuan di Sochi, Rusia, Jumat (1/7/2016), seperti diberitakan Telegraph. Ankara dan Mosco kembali mesra usai kedua negara yang saling membutuhkan duduk bersama.

Keduanya berjanji untuk memperbaharui hubungan perdagangan dan kerjasama kontra-terorisme menyusul krisis diplomatik selama sembilan bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun