Mohon tunggu...
Arif Saefudin
Arif Saefudin Mohon Tunggu... Guru - Owner/Blogger di www.arifsae.com

Guru CLC Terusan 2 di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia || Owner/Blogger di www.arifsae.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

17 Oktober telah Terjadi "Kudeta"

17 Oktober 2013   16:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:25 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peristiwa 17 Oktober 1952 murupakan konflik terbuka pertama sejak Indonesia menjadi Negara Kesatuan (sebelumnya berbentuk RIS). Peristiwa ini yang mengakiubatkan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) AH Nasution di pecat oleh Presiden Soekarno. Awalnya permasalahn sebenarnya karena Kol Bambang Supeno yang melaporkan banyak isu-isu yang berkaitan dengan perwira-perwira di daerah. Sikap dari Kol Bambang Supeno ini membuat situasi menjadi risau, oleh karena itu Kol Gatot Subroto mengadakan rapat intern corps Angkatan Darat.

Keputusan dalam rapat itu menyatakan kalau Kol Bambang Supeno menyalahi prosedur yang berkaitan tentang pemberian informasi yang tidak melewati atasanya, yaitu KASAD AH Nasution, dan langsung ke Presiden Soekarno dan Parlemen, karena kedekatan Kol Bambang Supeno dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Atas sikap Kol B Supeno yg “mbalelo” itu KASAD Kol AH Nasution memberhentikan anak buahnya tersebut (ada yg menyebut skorsing). Kol B Supeno yg punya juga pendukung di AD seperti Kol Suhud dll melakukan “perlawanan” dg mengadukan masalah ini ke Presiden dan Parlemen.

Sejak itulah sepanjang hari di bulan Juli 1952 Parlemen diramaikan dengan issu “pertempuran” Kementrian Pertahanan (Menhan, KASAP, KASAD) disatu pihak melawan sebagian besar anggota Parlemen yang dibela oleh media massa khususnya koran Merdeka. Pada tingkatan politik Kemhan kalah dalam opini karena melawan politisi dan opini sebagian media dan banyak selebaran gelap.a

Dipihak tentara yg waktu itu panglimanya masih rata rata 30 tahun terasa tidak tahan lagi hadapi cercaan politis. Sampai sampai Kol Gatot Soebroto mengeluarkan kata kata ketus: “Mereka(maksudnya parlemen) atau kita (tentara) yg bubar!”. Memang dikalangan sebagian perwira ada kejengkelan atas DPRS yang lahir sebagai salah satu “produk” Konprensi Meja Bundar tersebut. Apalagi akhir-akhir ini sikap parlemen dipandang sudah terlalu jauh setelah adanya mosi tidak percaya dari Komisi (Panitia) Pertahanan DPR yang dimotori Baharuddin antara lain menyatakan: “Tidak percaya atas kebijaksanaan Menhan dalam menyelesaikan pertikaian yang ada dalam Angkatan Perang”

Menghadapi kemelut ini perwira-perwira Angkatan Darat menyusun strategi dengan membuat langsung statemen apa yang dikenal sbgai: PERNYATAAN PIMPINAN ANGKATAN DARAT, yang ditanda tangan 5 Kolonel (termasuk Nasution, Simbolon, Kawilarang, Sadikin dan Gatot Soebroto) dan 11 Letkol (ada nama S Parman dan Soeprapto korban G30S) dan diantar langsung ke Presiden Soekarno di Istana pada tanggal 17 Oktober 1952. Inilah peristiwa yang sering diplesetkan seolah KUDETA. Padahal intinya cuma minta DPRS dibubarkan karena terlalu jauh mencampuri urusan internal tentara/Angkatan Perang.

Hari itu Bung Karno meminta agar pernyataan sikap tentara itu tidak disiarkan tetapi dengan sigap memperhatikan seluruh aspirasi tentara. Termasuk akan segera gelar PEMILU. Memang ada bumbu bumbu demonstrasi hari itu yang dimotori Kol Mustopo yang sangat jengkel dengan sebagian anggota parlemen yang dianggap tidak jelas jasanya dalam merebut kemerdekaan. Karena pernyataan tentara ini tidak disiarkan itulah sebabnya dimasyarakat luas berbagai interpretasi atas peristiwa tersebut dan menggelinding bagai bola salju sehingga Kol AH Nasution melepas jabatan KASAD nya yang pertama (kelak di tahun 1955 Bung Karno memanggil kembali Nasution menjabat KASAD utk kedua kalinya). Itulah peristiwa “Kudeta” yang dianggap oleh sebagian orang Indonesia.

Sumber : Berbagai Sumber.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun