Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - instagram : @studywithariffamily

Bekerja untuk program Educational Life. Penelitian saya selama beberapa tahun terakhir berpusat pada teknologi dan bisnis skala kecil. Creator Inc (Bentang Pustaka) dan Make Your Story Matter (Gramedia Pustaka) adalah buku yang mengupas soal marketing dan karir di era sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

The Structure of "Corona", 3 Efek Musibah dan Proses Pengabaiannya

30 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 31 Maret 2020   12:46 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi via freepik.com

Jika sebaliknya, kasus ini kian tak terkontrol, maka akan ada lanjutan dari berbagi tindakan irasional, yang bukan tidak mungkin dilakukan semakin massal dengan cara yang lebih ekstrem. Skenario lain yang juga terjadi, adalah terciptanya penyesuaian gaya hidup baru.

Merujuk pada sejumlah peristiwa wabah, bencana alam atau perang yang pernah terjadi sebelumnya, di mana berbagai situasi yang tak normal berlangsung selama berbulan-bulan bahkan tahunan, maka masyarakat akan menemukan cara baru untuk hidup di tengah perubahan radikal itu.

Ini bisa kita verifikasi lewat studi dari Harvard yang terkenal. Mereka mengukur tingkat kebahagiaan pemenang lotere dan korban kecelakaan (termasuk delapan belas tuna daksa dan sebelas lumpuh kaki).

Setelah setahun berlalu sejak subyek memenangi lotere dan subyek yang mengalami kecelakaan, ternyata tingkat kebahagiaan yang lumpuh tidak kurang dengan si pemenang lotere. Rasa senang karena menang lotere, pun rasa sedih setelah kecelakaan, tidak permanen. Psikolog Jonathan Haidt menyebut fenomena ini dengan Prinsip Adaptasi.

Ketika Perang Dunia II misalnya, sejumlah langkah preventif dan pola distribusi bahan dan kebutuhan pokok memiliki sistem yang akhirnya jadi bagian keseharian. Ketika ada ancaman misalnya, alarm berbunyi, masyarakat secara teratur berlindung pada tempat-tempat yang sudah ditunjuk, baik bunker rumah pribadi ataupun yang disiapkan pemerintah.

Kebutuhan pangan dan obat juga didistribusikan dengan rapi dan tersistem, sekalipun penuh tantangan. Sehingga mereka yang tidak terkena dampak langsung pada fisik dan kesehatannya, baik itu serangan bom atau terkena martir, tetap survive dengan berbagai keterbatasan yang ada. Pada gilirannya, itu menjadi pola hidup keseharian yang berlaku secara wajar. Prinsip Adaptasi berlaku.

Wabah Virus Corona saat ini, memaksa perubahan radikal, mulai dari sekolah dan bekerja di rumah, sampai dengan aliran pasokan sejumlah bahan pokok dan alat kesehatan yang terganggu supply dan demand-nya. 

Saat ini memang masih dalam tahap awal, berbagai penyesuaian tengah terjadi dengan berbagai resistensinya. Mereka yang tadinya hobi keluyuran, enggak biasa tinggal di rumah, sekarang -terutama di sejumlah kota yang terdampak pesat, suka enggak suka harus merubah kebiasaannya.

Demikian pula dengan dosen dan guru yang tak biasa mengajar lewat perangkat elektronik, sekarang dipaksa membiasakan diri mentransfer ilmunya melalui 'kode-kode biner'. Mereka yang tadinya mesti turun ke lapangan untuk inspeksi, sekarang melakukan itu melalui data yang 'transit' di satelit-satelit. Wawancara di TV, dilakukan jarak jauh berbekal kamera.

Laporan administratif dan keuangan yang dulunya dicetak dengan stempel bertanda tangan basah, kini cukup melalui ekstensi PDF dan sah legalitasnya. Yang dulunya doyan nyruput cola, kini berburu mpon-mponan dan jamu untuk vitalitas diri. Bahkan kebijakan penutupan public service lebih cepat dan rumah makan atau cafe/tempat hiburan, mengurangi jumlah orang yang keluyuran saat malam.

Perubahan ini juga punya dampak turunan, yang tadinya biasa dandan untuk ke kantor, kini dengan baju kutung bercelana kolor pun bisa kerja dengan bebas di rumah. Yang tadinya perlu bahan bakar untuk transportasi, kini hemat berliter-liter. Yang dulunya hemat kuota, kini menganggarkan lebih untuk koneksi internet. Dan masih ada ratusan, bahkan mungkin ribuan hal baru yang kini tengah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun