Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - instagram : @studywithariffamily

Bekerja untuk program Educational Life. Penelitian saya selama beberapa tahun terakhir berpusat pada teknologi dan bisnis skala kecil. Creator Inc (Bentang Pustaka) dan Make Your Story Matter (Gramedia Pustaka) adalah buku yang mengupas soal marketing dan karir di era sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Menderma yang Terpublikasi di Media Sosial Menjadikan Itu Riya?

28 Mei 2018   10:34 Diperbarui: 28 Mei 2018   10:45 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Beware of pride because you will be returning to the earth and your body will be eaten up by the worms." -- Hazrat Abu Bakr Siddique (Radhi Allahu Anhu)

Kita mulai dari pertanyaan ini, apakah tren berhijab saat ini akan terjadi jika sejumlah artis dan selebriti tidak berlomba-lomba melakukan hal tersebut? Apakah endorse dari sejumlah tokoh untuk mengajak orang bersedekah, yang kemudian memiliki influence luar biasa itu adalah bentuk pamer?

Dalam pemasaran, ada yang namanya brand ambasador, umumnya tokoh publik seperti selebriti yang memiliki fans yang militan berjumlah banyak. Ketika tokoh idolanya -katakan saja Bunga Citra Lestari (BCL)- pakai sabun mandi A, maka para fansnya, melakukan hal yang sama. Sekalipun mungkin, BCL mandi pakai serbuk batu bata sekalipun kulitnya tetap akan mulus, namun kesadaran emosi para fansnya menafikan itu, apa yang BCL pakai, itulah yang mereka pakai.

Di Inggris, belakangan sejumlah warga Liverpool bersedia baiat masuk Islam gegara performa Moh Salah di lapangan hijau yang memukau.

Ketika satu persatu sejumlah artis berhijab (konten), maka gerakan ini menjadi motor yang juga membawa para fansnya yang muslim, melakukan hal yang sama. Ini juga terjadi pada saat kita sedekah, atau berbuat hal baik lainnya, dimana ketika hal itu terlihat ke publik (konten) maka punya pengaruh kebelakangnya.

Lalu apa yang terjadi?

Kontenlah penyebabnya, memang konten hanyalah hal remeh temeh yang kerap terlihat di permukaan, tapi konten, di era moderen sekarang, adalah booster yang sama hebatnya dengan kontek, karena memiliki daya pengaruh yang signifikan. Ini persis sebagaimana riset tentang primata, monkey see, monkey do. Primata baru akan melakukan satu hal ketika sudah melihat ada monyet lainnya melakukannya terlebih dahulu, bahkan sebagaimana disampaikan Republika.co.id, bahwa Monyet di Uluwatu, Dinilai Beradaptasi Jadi 'Mafia'. Hasil kajian ahli Primata asal Universitas Liege Belgia, Fanny Brotcorne ini menunjukkan perilaku monyet yang gemar mencuri dan meminta tebusan berupa makanan kepada wisatawan, sebagaimana di kutip The Independent.

Menurut Brotcorne, perilaku ini diturunkan dari satu generasi ke generasi di monyet Uluwatu. Salah satu pewarisan tersebut adalah dengan metode peniruan atau monyet muda melihat perilaku monyet yang lebih tua. Dan rupanya, manusia juga punya dorongan kecederungan yang sama. Baru akan melakukan satu hal baik jika telah melihat hal baik lain yang sudah dilakukan sebelumnya oleh orang lainnya. Dalam kata lain, konsep tangan kanan memberi dan tangan kiri jangan sampai tahu, menjadi tak lagi relevan. 

Seorang kawan satu kali melakukan sumbangan secara tertutup, ternyata mendapati hasilnya tidak cukup besar, namun ketika sumbangan itu dilakukan dengan cara terbuka, di publikasi siapa-siapa saja yang menderma, dilalah sumbangan yang di kumpulkan mendapatkan hasil yang berjumlah besar.

Dilemanya, jika di publish, maka perbuatan baik yang dilakukan para penderma itu akan menjadi sia-sia karena pamerkah?

Isu yang sama dengan berhijab sebagaimana tulisan kemarin, atau hal baik lainnya yang dilakukan, dimana 'tangan kiri melihat hal-hal baik yang dilakukan si tangan kanan'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun