Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Biasa

Freelance Content Writer | Blogger | Email:arifpimo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Optimis Dan Pesimis Pangkalnya Dari Jiwa

12 Januari 2019   23:44 Diperbarui: 13 Januari 2019   00:15 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah mendengar pidatonya bapak presiden Jokowi di deklarasi alumni UI rasanya makin bertambah energi, hembusan angin malam bertambah semangat untuk menyeruput kopi.

Dalam pidatonya Jokowi berbicara tentang optimisme saya teringat Buya hamka pernah berkata pangkalnya itu dari jiwa. Jika jiwa yang besar maka sesuatu pekerjaan yang besarpun terlihat kecil, dan jika jiwa yang kecil maka sesuatu pekerjaan yang kecilakan terlihat besar. Buya Hamka pernah bercerita tentang kedua bapak proklamator kita, bahwa bung Karno dan bung Hatta mempunyai jiwa besar sehingga dapat memplokmirkan kemerdekaan Indonesia. Dan seandainya Soekarno berjiwa kecil dia mengatakan bagaimana menyatukan Indonesia ini dengan suku yang banyak, bermacam bahasa suku dan budaya yang berbeda, dan berbagai pulau, dan dijajah Belanda lagi, tentu Indonesia tidak akan ada sampai sekarang ini.

Dalam ceramahnya Buya Hamka pernah mengatakan bahwa rasa pesimis yang timbul itu juga pangkalnya dari jiwa. Orang orang terdahulu di ahli kesehatan ujar Buya Hamka telah mengetahui hubunganya antara rohani dan jasmani, sehingga timbul yang namanya ilmu psikosomatik atau psikoterapi, yang menganalisa jiwa bagaimana bisa timbul rasa lemah jiwa itu.

Oleh karena itu mari selalu bangun optimisme  dalam diri kita, meminjam dari perkataan bapak presiden jokowi bahwa kita tidak boleh lemah dan takut terhadap tantangan tantangan dan rintangan rintangan, KITA HARUS OPTMIS, KITA HARUS OPTIMIS,KITA HARUS OPTIMIS. Jangan ada pesimisme diantara kita, jangan sampai ada yang bilang Indonesia bubar, TIDAK ADA !!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun