Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Kosong

3 November 2022   06:46 Diperbarui: 3 November 2022   06:50 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tempat ini,
Rombongan datang silih berganti
Cita-cita  setinggi langit
Membentur plafon,
Di tempat ini

Sesaat setelah tongkat besar dihentakkan
Dar! Dar! Dar!
Upacara dimulai
Kata-kata bijak
Penuh ambisi memikat
Para menikmat menyimak
Lekat

Ia lupa,
Bayangan kelam ada di depan mata
Langit mendung begitu gelap
Tentang lapangan kerja
Kian tercekat
Tangan-tangan kuat mencengkeram
Menarik-narik,
Hanya kerabat
Atau amplop dengan uang 'sekabat'
Siapa kuat?

Di tempat ini sebentar lagi sepi
Riuh rendah tergantung di dinding-dinding kamar
Dalam pigura besar
Jadi saksi,
Ruang kosong di tempat ini

"Lihatlah! Dulu nenek telah berada di tempat ini. Toga yang aku kenakan telah hancur di makan zaman."

Ruang kosong telah terbang bersama angan

Ia duduk mengenang masa lalunya,
Setelah sekian masa ijazahnya tergadai dalam lemari
Tak pernah disodorkan apalagi diperlihatkan,
Karena ia tau
Kacamata uang dan sanak kadang barulah mata menyaksikan
Menyisihkan di antara ribuan bahkan jutaan pelamar yang datang

Lalu,
Di tempat ini ada anak dan cucunya
Secara bersamaan
Mengulang adegan masa lalunya

Tangannya tengadah berdoa, "Semoga tak terjadi lagi pada mereka."

Banjarbaru, 3 Nopember 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun