Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam, Cerita Pilu

9 September 2022   10:02 Diperbarui: 9 September 2022   10:06 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: CNN Indonesia


Malam mulai berlalu dengan cerita pilu;
Dalam kamar yang terkunci rapat
Gemericik air terjun pada waktunya seharus tumpah
Dua anak manusia penghuninya
Mereka tidak sedang mabuk asmara
Tidak juga melepas rindu membiru
Hanya ada hak dan kewajiban

Sudah selayaknya terjun bebas jadi pilihan
Terjatuh di semak, ia akan selamat
Nyangsang di atas dahan, ia masih bisa bergelantungan
Lalu minta pertolongan

Kawanan nyamuk menyisi, malu
Kecoa, lipan, cecak, tentu saja enggan mendekat
Takut kualat, begitu katanya

Remang cahaya lampu, siapa yang peduli
Yang ia tau
Air terjun mengucur deras tanpa hambatan melibas
Desah kesakitan terdengar, tapi tak menyiksa
Jika nantinya ditanya
Ia pasti hanya tersenyum manja
Inilah rahasia hal dan kewajiban

Lalu gemericik air mulai terdengar
Mula-mula pelan
Samar-samar
Napas memburu membakar
Mendidih
Berasap
Kemudian terdengar teriakan nyaring
Ia lupa sekeliling
Layaknya moncong teko di atas tungku
Siulan nyaring mengagetkan, bahkan bagi yang sedang terlena dalam mimpi

Sudah?

"Ya, aku sudah," katanya

Malam mulai berlalu dengan cerita pilu;

"Almarhum pernah seperti ini?" tanyanya

Aku harus bilang apa?
Haruskah aku ceritakan detail sampai jumlah tetes-tetesan dan warnanya,
Begitu juga aroma yang membuat merah pipi merona?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun