Dengan menjadi juara, kenangan manis akan berkesan untuk langkah selanjutnya. Pengalaman riuhnya tepuk tangan akan selalu bergema mengisi telinganya. Mengisi kenangan pada hati pemirsa, menjadi panutan orang lain untuk mengejar dan meraihnya.
Ia jua lupa, juara adalah dambaan bagi setiap peserta lomba. Apalagi hadiah besar bisa digunakan apa saja. Jika tidak untuk dirinya, bisa saja dibagian sebagai hadiah dan kenang-kenangan untuk teman atau sahabat-sahabatnya.
"Aku masih ingat," katanya.
"Dahulu aku pernah jadi juara. Aku pernah naik ke atas panggung megah dalam iringan ribuan tepuk tangan. Mataku hingga silau oleh sorot lampu kamera. Aku memikul hadiah yang sangat banyak...," lanjutnya.
"Apakah yang seperti itu tak membuatmu bangga?"
Setelah setahun berlalu orang-orang mulai melupakan namanku. Jangankan namanku, peristiwanya saja mereka sudah lupa. Apalagi kenangan manis saat aku berdiri di sana. Lupa....
Langkah kakinya terus saja melaju. Seakan tak pernah lelah.
"Apa yang kau cari anak muda?"
Ia memang tak lagi muda. Langkah kakinya tak lagi segesit dahulu. Aliasnya masih tersemat di dalam dirinya. Sayangnya orang-orang tak lagi mengenalnya. Apalagi mengenangnya....
Lalu apa yang kau cari?
"Aku tak lagi ingin ikut lomba?"