Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Bawah Tenda Warung Kopi Menjelang Siang

25 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 25 Maret 2021   15:10 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Bawah Tenda Warung Kopi Menjelang Siang

Pagi hari
Langit cerah
Tiba-tiba turun hujan

Warung kopi di pinggir jalan
Tempat mangkir orang-orang pinggiran
Ia tak mengenal hujan
Mantel di tangan
Sebagian menutup badan
Lebih banyak basah dari pada yang tersimpan

Secangkir kopi hangat
Musik dangdut penggiring sedap
Mengepul, menyelimuti telinga yang mulai tumpul
Dari harga beras sanggul
Walau berat tetap dipikul

Nasi bungkus berjejer
Siap mengganjal mulut njeber
Setelah semalaman otot-ototan soal sawah didempul

Burung gereja loncat-loncatan
Mengambil sisa
Apa saja asal bisa mengganjal perut mereka
Suara cit-cit tandanya suka
Memanggil teman-temannya

Lalu, hujan berlalu
Kendaraan mulai bergerak laju
Basah kuyup tak berlaku
Mengejar arah yang dituju

Kau dan aku
Kita telah lama di situ, dahulu
Lalu lupa
Moda baru, luruskan jalan berliku
Kopi di cangkir punya istilah baru
Diiringi lagu yang tak lagi merdu

Di bawah tenda
Semua serba biasa
Lempar senyum dari arah mana saja
Yang penting saling menyapa
Walau tak saling kenal tak mengapa

Dan warung kopi
Sajiannya tak pernah berubah sama sekali
Selalu pahit dan hitam
Di tempat ini ada rindu diperam
Pulang kampung
Atau melanjutkan kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun