Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggunting Asap, Kita Tak Akan Bisa!

16 Maret 2021   22:35 Diperbarui: 16 Maret 2021   22:41 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasional Tempo.co Pencemaran Udara di Jambi Sudah Sangat Berbahaya - Nasional Tempo.co

Menggunting Asap, Kita Tak Akan Bisa!

Penyebab asap mengepul adalah karena api yang dinyalakan kemudian membakar benda tumpul.

Api mungkin saja dipadamkan ketika merasa hawa panas memenuhi ruangan. Tidak halnya dengan asap. Ia menyebar kemana-mana. Membaui hidung-hidung sempurna.

Ketika bakaran berasal dari ikan panggang, semerbak lapar menjadi kenyang, atau kian tambah lapar. Celetukan selanjutnya adalah isi keinginannya.

Ketika asap berasal dari bakaran sampah, baunya menimbulkan umpatan dan serapah. Alangkah malangnya hidung melakukan penciuman.

Saat perbuatan dilakukan, seperti membakar, pasti akan ada asap menggumpal lalu menyebar. Siapa yang kuasa menghentikan asap.

Orang bijak akan berkata, "Guntinglah jika kau kuasa!" Sambil menunjukkan obor di tangannya

Malam itu memang gelap gulita. Obor menyala menjadi penunjuk jalan. Sangat berguna, tidak halnya dengan asap obor. Hidung pun hitam terkena jelaga, akibat nyata tak bisa dielak atau dilupa.

Nyatanya, di tanah-tanah kita bakaran begitu berserakan. Asap menjadi gumpalan hitam. Mendingan jika segera hujan.

Dari kampung asap mengepung, dari kota asap membelah toko-toko dan tempat wisata

Aku memilih menetap di danau seorang diri, di tempat ini tak ada asap apalagi sengau
Hidung terjaga, mata dan telinga apalagi selain sunyi

Dalam partikel asap ada warna, ada bau, ada lainnya. Walau tak kentara bahayanya, jika permanen berada di sekeliling kita suatu saat akan membunuh tanpa terasa.

Ia lebih dahsyat dari sianida, seperti fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan. Hanya satu orang yang ketiban. Tapi asap? Badai kimia pembunuh masal jiwa. Kita perlu waspada!

Di mulai dari mulut, lalu mata. Selebihnya kita bisa menerka, siapa penyebar asap dan siapa korbannya.

Tidak seperti api, air dan lainnya. Menggunting asap, kita tak akan bisa....

Tb, 16 Maret 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun