Saat Fokus Lagi Mangkir
Saat kumbang mengangkut belatung ke dalam sarang, belatung terjatuh
Aku menyangka, belatung adalah anaknya kumbang dalam bentuk sebelum metamorfosa
Aku terkejut tidak terkira, jangan-jangan ada mayat  yang lupa dimakamkan
Padahal belatung dan ulat adalah makannnya
Seperti saat aku merebus kopi dalam teko di atas api, beberapa sendok gula sudah aku tambahkan. Bersingsut sedikit tangan menggapai pekerjaan lain.
Fokus hilang, asyik pada lain kegiatan. Kopi meluap, padahal baru sekejap. Didihan tumpah, jatuh di api kompor gas. Padam! Gas tetap berjalan. Bahaya mengancam, merasuk penciuman. Akhirnya tombol pipa gas dilepaskan
Seperti yang kemarin terjadi, hujan menyisakan genangan. Aku bermaksud menambal lobang di tengah jalan. Dengan baskom besar dan cangkul oglak, secangkul demi secangkul kerikil aku masukkan ke dalam baskom.
Setelah penuh kunaikkan ke atas motor, ditumpah saat sampai pada genangan.
Berjalan beberapa kali. Angkatan terakhir terucap, keringat tajuh mengkilap. Saat baskom diangkat, bahu terkilir, sakitnya lebih dari sekedar dipelintir. Bengkak, siku tak mampu lagi digerakkan.
Hanya karena fokus hilang. Dikira aman, ternyata datang sebuah kemalangan. Sakitnya hingga kini masih ditahan.
Seperti ulat yang disangka belatung, terkejut tak tanggung-tanggung. Lalu kopi meluber ke kompor gas, apinya mati, sementara gas masih menguap. Dan terkilir, sakit datang tanpa sempat berpikir. Hanya karena fokus lagi mangkir.
Tb, 16 Maret 2021