Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Indahnya Mengenang Masa Lalu

11 Maret 2021   00:52 Diperbarui: 11 Maret 2021   00:58 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dulu saat pertama kali ke Banjarmasin, tahun 1970 tak ada seorang pun yang aku kenal. Datang saja merantau. Tempat tujuan menerawang. Yang penting merubah penghidupan.

Partama kali kapal berlabuh, saat itu tengah hari. Aku kehausan. Aku lihat penjual es serut, aku pun mendekat. Minta segelas es. Aku minum. Sungguh segar rasanya.

Aku pun kemudian ingin memulai usaha dengan berjualan es serut. Dengan sisa uang yang ada, satu persatu peralatan aku beli.

Setelah mendapatkan ruang kontrakan alakadarnya, aku mulai berjualan es serut. Keliling kampung. Lumayan untungnya, jika pas nasib baik modal akan kembali dua kali lipat. Jadi untungnya sama sedang jumlah modalnya.

Karena masih perjaka, makanku seadanya. Yang penting ada simpanan. Maklum tinggal di perantauan. Harus sangat hemat.

Beberapa bulan jualan es serut sampailah pada suatu saat di mana es serut jatuh dalam perdagangan. Musim hujan.

Sebelum bangkrut, aku sempat melihat orang jualan sayur keliling menggunakan pikulan. Tampah kiri kanan, pasti untungnya besar. Pikirku dalam hati. Maka aku berniat pindah haluan. Aku ingin jualan sayur keliling.

Kebetulan ada pendatang baru. Perantau. Sama seperti aku dahulu, ia ingin jualan es serut. Mungkin karena haus dan segar setelah minum es serutku. Aku juallah gerobak es serutku beserta seluruh perlengkapannya.

Hasil penjualan itu aku belikan pikulan dan tampah bambu. Aku pilih yang paling tebal agar kuat dipikul dan tahan terhadap beban berat.

Esok harinya aku pun berjualan sayur keliling kampung. Untungnya lumayan, bisa tikel tiga kali lipat. Lebih mudah jualan sayur ketimbang jualan es serut.

Tabunganku sudah lumayan banyak. Maka aku pun menikah. Sambil perlahan-lahan mengumpulkan uang untuk membeli tanah dan membangun rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun