Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Balik Lekuk Tubuh

7 Maret 2021   00:56 Diperbarui: 7 Maret 2021   01:49 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bak Lekuk Tubuh Wanita, Cuma yang Berduit Bisa Beli Kursi Goyang Ini! (kompas.com)

Di Balik Lekuk Tubuh

Aku melihat ada hasrat, tergambar nyata, jadi perantara suka atau tidak. Kita dipaksa memberikan penilaian, dalam ocehan, selentingan, atau sekedar umpatan dengan cibir kekecewaan
Ada pujian berikut penyukanya
Ada koreksi dan seabreg pembenci
Lekuk tubuh begitu jelas ia sampaikan

Hanya daging dan tulang, hanya kulit dan baju tipis, penutup kepalsuan
Semua juga merasa
Satu jadi pemilik setiap rasa

Dengan pendidikan tinggi, ia kenakan baju rapi
Dengan pengalaman hidup, sanggul disemat bertangkup-tangkup
Dan dengan kesedihan, terbelangahlah kesabaran

Saat asa mulai menipis, batas dua garis
Lekuk tubuh meliuk-liuk camuh
Dan gamang memanas seperti ikan dalam panggangan

Lekuk tubuh mewakili hampir di setiap lini
Hidup memang terbagi-bagi
Seperti gaji karyawan, pimpinan, atasan, hingga buruh serabutan
Demikian kendaraan dan pegangan
Lekuk tubuh memenuhi panggung pertunjukan

Seperti tempat bermalam gratis di Korea, ada hanya dalam drama
Lengkap dengan sauna
Juga selimut dan baju hangat lainya
Lekuk tubuh penonton dibuat terkesima
Menjadi pembanding
Menjadi mimpi terpelanting

Atau indeks bunuh diri, di Korea Selatan, Guyana, Jepang, Rusia, dan Lithuania
Hadir jadi lekuk tubuh negara dewasa
Kita diminta bercermin,
Sementara menatap wajah sendiri kemudian malu mengakui

Ketika seorang anak gadis berkata pada ibunya, "Ma, lekuk tubuh mama jangan transparan. Kasian jika ada yang rusak mereka punya penglihatan."

"Kamu anak kecil tau apa?" bentak mama seolah paling benar kelakuannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun