Ucapan "Khair"
Telah datang dalam pelukan malam, setelah seharian hujan menyapu alam
Dingin sekujur badan
Bidara siap menjadi selimut esok pagi
Saat para pelayat berjejer antri
Segala puja puji berlaku pada diri
Entah seburuk apa pun kelakuan
Mulut diseru berucap, "Khair!"
Kau tau apa yang menjadi setrum di lidah kita?
Saat mereka meminta
Memaafkan!
Seperti malam memeluk siang
Sebuah kepastian
Seperti hujan tak pilih tanah
Seperti layar terhembus dan terbaya arus
Mengalir dan terus mengalir
Nakhoda hanya memutar roda kemudi
Sementara kelasi menanti perintah
Basah kuyup ditahan
Naik ke atas layar pun dilakukan,
Entah badai petir atau dalam kondisi tenang
Yang telah pergi tak akan kembali
Sebenarnya bukan ditinggal yang ditakuti
Tapi meninggalkan itulah akhir dari perjalanan diri
Tidak seperti siang yang menelan malam
Tidak seperti malam yang memeluk siang
Selalu berulang
Sementara kita
Selalu ada kesempatan
Selalu butuh perbaikan
Dan selalu
Mereka berkata, hari ini lebih baik dari hari kemarin
Dan esok lebih baik dari hari ini
Rencananya!
Sepert hujan menyapu alam
Yang kotor jatuh mengalir mengikuti air
Menjauh dan terus mejauh
Berbaur kalah jumlah
Lenyap tertindih dan menyatu
Yang banyak mewarnai yang sedkit
Yang sedikit hilang
Kemudian terlupakan
Lalu saat ucapan, "Khair!"
Kita benar-benar menjadi baik
Ada akhirnya
Semoga
Tb, 1 Maret 2021