Kita Lihat! Siapa yang Bertahan, Siapa yang Terpelanting Tanpa Pemberitahuan
Yang sudah banyak makan asam garam, kurus kerempeng tinggal tulang
Kadang-kadang jadi bahan candaan
Percakapan berhenti hanya menyisakan terka, siapa yang lagi tertawa
Siapa yang jadi bahannya
Dalam sebuah pertunjukan begitu banyak menguras pikiran
Adegan satu
Bintang tamu tampil, semangat ingin mengambil
Padahal hanya sekian menit lalu lenyap tersingkir
Tumpang tindih tak berbuih
Adegan dua
Pemeran pengganti, datang hanya ketika butuh menampakkan diri
Sebentar lalu keringat mengucur
Melarikan diri, sakt hati merasa tak dihargai
Adegan tiga
Dedengkot panggung istimewa
Hari-hari berdiri dan menyambangi
Berbagi sepenuh atau setengah hati
Pasti ada 'untingan', kata mereka yang mengerti
Panggung tetap kokoh berdiri
Penonton datang silih berganti
Ada yang tersesat segera minggat
Ada yang benar-benar menikmati
Waktu senggang dengan isi
Ada yang terpaksa karena desakan teman
Karena gengsi yang tertahan
Karena aktualisasi diri dan jembatan
Saat waktu berlalu
Semakin malam semakin layu
Siapa yang bertahan
Siapa yang terpelanting
Tanpa pemberitahuan
Pedatang baru
Pemeran pengganti
Atau dedengkot yang sudah kenyang makan asam garam
Adegan demi adegan berulang
Setiap pagi hingga dinihari
Mata-mata sayu tetap terjaga
Menanti kapan layar panggung tertutup dan berganti
Menurutku, tidak akan pernah sama sekali
Entah prediksimu....
Tb, 26 Pebruari 2021