Kita pada Suatu Ketika!
Saat bola mata mengenali
Kita merah menyala
Kita biru sendu
Kita hitam kelam
Kita putih bercahaya
Dalam cerita bibir hanya corong suara
Sedih duka nestapa
Menjelma detak kaki berirama
Mengalun di sudut-sudut ruang
Pelepas lelah malam jengah
Senyum tipis di tengah pesta
Baca juga Aroma Kopiku Lesap....
Dalam cerita kepala bundar rambut berubah warna
Susah dan senang
Sedih dan bahagia
Tersiksa dan penyiksa
Korban dan penganiaya
Bertumpuk-tumpuk di atas meja
Dalam robekan kecil beraturan
Sebagian jadi pembungkus roti dan kacang
Itu dulu,
Dulu sekali
Kini wajah sudah berganti
Waktu sangat cepat berputar
Susah dan senang
Sedih dan bahagia
Tersiksa dan penyiksa
Korban dan penganiaya
Tumpang tindih berjejal
Kabel elektronik penyintas sementara
6 bulan atau mungkin kurang, lenyap entah kemana
Saat bola mata tak mengenali
Saat bibir dan kepala
Hanya daging dan tulang bernama
Hitam putih merah biru serta warna apalagi yang belum disebut
Tak lagi terukir pada relief, arca dan prasasti
Itulah kita pada suatu ketika
Akh! Kamu bisa aja!
Temanku tertawa
Saat itu kita mungkin tiada
TB, 6 Januari 2021