Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seperti Tepung di Atas Kulit Padi

30 Januari 2021   22:50 Diperbarui: 31 Januari 2021   00:48 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest Menumbuk padi di Bali, 1920-1935 | Foto langka, Fotografi, Sejarah

Seperti Tepung di Atas Kulit Padi

Seribu perak harganya di atas seratus perak. Di atas plafon masih ada atap.

Kiblat harganya di atas menara masjid. Sementara barapa harga atap, kubah, dan menara masjid dibuat megah?

Seperti kulit padi di atas saringan. Setelah ditumbuk berjam-jam. Melelahkan, keringat bercucuran. Lantunan uyon-uyon, gending, solawatan silir-siliran.

Tepungnya akan turun ke bawah. Bagaimana bisa, kulit padi di atas?
Tentu saja tepung di atas, kulit padi segera dibuang setelahnya.

Baca Juga Cermin, Bosan, dan.....

Saat hubungan intim terjadi
Suami isteri atau selainnya
Siapa yang di atas?
Kesibukan dengan hasrat diri
Napsu dengan lawan jenis
Semata-mata demi kesenangan dan kenikmatan
Semata-mata demi keturunan
Semata-mata memelihara tatanan alam
Siapa yang di atas?

Di dunia ini makna sejati,
Bagaimana pun keadaannya
Tak peduli tepung, kiblat beserta menjulangnya menara
Tak peduli hubungan kamasutra
 Ia akan tetap berada di atas

Ia lupa, lalu dongkrak kemuliaannya
Popularitasnya
Kehormatannya
Tempat tinggi kemudian
Jadi damba
Ia menghamba
Lunaslah kemudian segalanya

TB, 30 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun