Jauh sebelum peradaban dan teknologi berkembang. Bahkan saat itu Siti Nurbaya belum lahir. Apalagi cerita cintanya.
Seorang lelaki menyampaikan pesan pada temannya. Teman tersebut adalah tetangga pujaan hatinya. Ia begitu jatuh cinta pada perempuan tersebut.
Pesan tersebut berbunyi, "Aku begitu. Aku begini. Aku sedang jatuh cinta. Aku terbakar cinta. Aku tak lagi memiliki kedamaian. Sungguh aku sangat tersiksa. Berhari-hari aku mengalami keadaan seperti itu. Setiap malam aku gelisah dan selalu memikirkannya."
Temannya kemudian menyampaikan pesan kepada perempuan tetangganya. Saat sampai di hadapan perempuan tersebut ia berkata, "Temanku mengirimkan salam dan berkata bahwa ia ingin melakukan ini dan itu untukmu dan denganmu."
"Ia mengatakannya terus terang kepadamu," tanya perempuan itu.
"Sebenarnya ia bercerita panjang lebar, tapi itulah inti dari pesannya."
Itulah pokok yang paling penting. Selebihnya pasti akan membuat pening.
Membaca pesan terucap dan pesan tersampaikan sekilas pasti akan terlihat beberapa kesalahan.
Pertama, tidak semua pesan secara detail disampaikan. Kedua, kalimat yang disampaikan dengan kalimat yang diutarakan jauh dari yang sebenarnya.
Apa tanggapan perempuan itu terhadap lelaki yang telah menitipkan pesan?
Apa pun pesan yang disampaikan, sedetail apa pun. Bahkan jika diberi tambahan seribu lagi kalimat manis oleh penyampai, akankah membuat perempuan tersebut tergoda? Atau hanya dengan kalimat singkat seperti dalam percakapan di atas perempuannya sudah gembira dan berbunga-bunga?