Bener! Suwerrrr...
Kalau saja saya harus menggantikan mereka di acara itu saya pasti akan menangis dan melarikan diri.
Beda dengan mereka berdua. Karena memang latar belakangnya politik, jadi wajar ahli mencium gelagat politik yang bakalan hangat dan seru. Mendulang pembaca, maksudnya. Tak mengherankan ketika popularitas mereka berdua di kancah artikel politik tidak diragukan.
Koq bisa? Lah, saya kan latar belakangnya orang pedalaman, kemampuan dasar yang saya miliki hanya memancing. Ingat! Saya bukan pemancing keributan lho....
Kalau saya buta kakap soal politik. Jadi ketika coba-coba merekayasa pura-pura ahli pengamat politik, kemudian menulis artikel politik pasti akan jadi lucu. Jangankan menusuk ke pembaca. Nyantol saja tidak, mungkin.
Karena saya mengenal salah satu dari mereka, walau hanya lewat WA, saya tahu persis kapabilitas mereka. Tak diragukan lagi. Suwerrr!
Lima pargraf di atas hanya pembuka, yang ingin saya sampaikan adalah dalam urusan tulis menulis seseorang memang harus pakem pada pengetahuan dasar yang mereka miliki.
Ambil contoh saja saya, kemana pun saya pergi. Mau menulis apa pun, karena hari-harinya berubungan dengan pancing-memancing, buntut-buntutnya tetap saja ke urusan ikan.
Siapa yang pernah membaca perjalanan saya ke Bali, tetap saja saya tertarik dan menuliskan tentang ibu paro baya yang tengah malam nyepor di jembatan dermaga penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Saya menyebutnya basic, keterampilan dan pengetahuan dasar sangat penting bagi penulis. Kemampuan olah kata, olah kalimat memang bisa dipelajari. Demikian juga bidang ilmu lainnya.
Namun tidak secara instan bisa menguasai. Latar belakang pendidikan sangat menentukan. Kemudian kecenderungan perhatian dan pengamatan memegang peranguh paling besar.
Untuk jeli menyampaikan sebuah topik harus mengetrti duduk permasalahannya. Harus tahu latar belakangnya. Harus membandingkan dengan kondisi terkini. Dan seterusnya, dan setetusnya.