Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Sesuatu" di Balik Penasaran!

22 Januari 2021   00:09 Diperbarui: 22 Januari 2021   00:19 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikmal Online Urgensi Logika (I): Proses Berpikir dan Fungsi Akal | via hidupringkas.com


Ambil sepotong roti lalu simpan di balik lenganmu. Jangan sampai orang lain mengambil atau bahkan melihatnya.

Kemudian katakan, "Aku tidak akan pernah memberikannya kepada siapa pun! Memberikannya!? Bahkan aku tdak akan pernah memperlihatkannya. Biar pun nyawa jadi taruhannya."

Apa reaksi orang yang ada di hadapanmu? Meskipun yang kau sembunyikan itu hanya sekedar roti, mungkin saja anjing atau kucing tak akan mau memakamnya bahkan mendekatinya pun tidak.

Orang yang mendengar ucapanmu akan tertarik dan menjadi penasaran. Sebabnya karena kita menyembunyikan sesuatu. Semakin dilarang makan orang akan semakin berusaha ingin mengetahui atau mengambilnya.

Hal ini tidak berlaku hanya bagi anak-anak atau remaja saja. Orang dewasa pun sama. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin mencari tahu apa sebemarnya yang ada dibalik lengan itu.

"Kami ingin melihat apa yang tidak boleh kami lihat. Kami ingin mengambil apa yang tidak boleh kami ambil."

Apalagi jika benda tersebut disimpan dalam tempat yang sangat tersembunyi pada waktu yang lama. Sementara terus-terusan ditegaskan bahwa tak seorang pun boleh melihat dan mengambilnya.

Sungguh, manusia menginginkan sesuatu yang terlarang

Demikian juga, semakin kita meminta sesuatu kepada seseorang maka orang itu akan tetap bertahan untuk tidak memberikannya.

Contoh sederhana kasus ini adalah menggunakan kalimat ingkaran tanpa kata larangan. Misalnya, "Jangan merokok di tempat ini." Diganti menjadi kalimat yang lebih sopan, "Terima kasih sudah merokok di tempat lain." Walau bermakna sama. Kesan yang ditimbulkan sangat berbeda.

Managemen penasaran inilah kemudian dijadikan dasar bagi pengemas iklan. Sesuatu yang membuat orang lain penasaran. Karakter dasar yang coba dimanipulasi untuk memetik keuntungan. Tidak terlarang memang.

Dalam sebuah ungkapan disebutkan, penasaran adalah layar terkembang pada perahu manusia. Ketika angin datang berhembus angin akan membawanya kemana pun ia suka. Tanpa layar, kata-kata tidak akan berarti apa-apa selain hanya angin berhembus.

Ketika ada yang berkata, "Aku mencintaimu." Mungkinkah sama halnya dengan sepotong roti dikeluarkan dari tempat penyimpanannya?

Tidak seorang pun pantas meminta bukti dari sang pencinta tentang keindahan kekasih. Dan tidak seorang pun akan mampu menanamkan kebencian dalam diri pencinta terhadap kekasihnya, dengan cara apa pun.

Katanya raga boleh terbelenggu, jiwa mesti bebas dan merdeka. Sama halnya dengan cinta. Akhirnya nyata, bahwa bukti logis dalam hal ini tidak berguna.

Demikian juga penasaran, tidak ada kekuatan yang mampu membendungnya. Dengan cara dan alasan apa pun. Penasaran tetaplah akan menjadi penasaran. Ini bukanlah ungkapan yang berlebihan. Jika tidak percaya silakan buktikan!

Biarkanlah penasaran menguasai diri anda. Dari penasaran itulah ilmu pengetahuan berkembang. Seseorang juga akan lebih dewasa ketika penasaran memenuhi perasaannya. Haus dan lapar adalah penasaran yang tiada mudah obatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun