Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kebijaksanaan dan Kealpaan seperti Terjaga dan Tertidur

21 Januari 2021   22:07 Diperbarui: 21 Januari 2021   22:18 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajah cantik menjadi kian cantik manakala berdiri di depan cermin. Wajah tampan akan menjadi kian tampan manakala beribu pujian datang menyambangi.

Seorang perempuan dengan wajah jelek, layaknya punggung kadal akan berkata, "Hai kau lelaki tampan. Jika berani jadilah kekasihku."

Lelaki tampan menjawab, "Untuk menjadi kekasihmu, lebih baik aku disengat kalajengking. Sakitnya akan lebih ringan."

Apabila kalajengking dengan ekor penyengatnya bertengger di salah satu anggota tubuhmu lalu berkata, "Aku telah mendengarmu hai lelaki periang. Tertawalah agar aku mampu melihatmu tertawa. Panggillah semua yang mendambamu, agar aku melihatmu berbangga."

Kau akan berkata, "Karena kau telah datang. Ketahuilah! Aku tak memiliki keriangan. Aku tak memiliki ketampanan. Aku tak memiliki pengagum seperti yang orang rasakan. Tak ada lagi hasratku untuk dikagumi, dibanggakan, apalagi berbangga. Saat ini aku sedang sibuk menjauhkanmu dari tubuhku."

Kelapangan menjadi luas pada saat yang bersamaan kesempitan lenyap. Demikian juga ketika perasaan senang memenuhi segenap rongga dada. Kesulitan dan kesedihan terhimpit entah diujung mana.

Mawar, pohon, dan buah-buahan tidak berguna di musim gugur. Karena itu akan menimbulkan perselisihan--yakni, itu akan menjadi pertentangan dengan 'lawan' musim gugur--dan bukan sifat mawar hadir dan menentang musim gugur.

Apabila matahari telah melakukan tugasnya, mawar akan mekar berbunga dalam cuaca yang sedang hangat .

Jika tidak, mawar akan kembali ke dalam tanah dan kembali ke akar.

Mungkin saja musim gugur menentangnya, "Apabila kau bukan ranting yang kering, apabila kau sosok sejati. Keluarlah! Hadapi aku!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun