Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jumawanya Semakin Gila

15 Januari 2021   20:45 Diperbarui: 15 Januari 2021   21:01 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir Kalsel, Jalan Nasional Hingga Jalan Utama Lintas Kabupaten ... bisnis.tempo.co

Jumawanya Semakin Gila

Gemericik diairi
Ia sedang mentartawakan kaki-kaki
Kutu berpesta di sela-sela jari
Di atas kasur menari-nari
Malam dalam dinding jeruji
Dan tak kuasa mengelak lagi

Sebagian mulut mengeluarkan serapah
Sebagian lain bungkam
Dengan dendam
Luka berdarah
Bau mengundang muntah

"Kapan kau pergi," rintihnya dalam tangis kesakitan

Kemudian seorang anak berkata, "Aku telah diajari, caranya begini..."

Sambil ia melemparkan bungkus makanan ringan dari pintu mobil mewahnya melaju di jalan tol
Sambil ia meludahkan sisa makanannya
Entah kemana...
Yang ia tau orang dewasa dilihatnya berlaku sama

Gemericik diairi
Bertamu dan bertamu lagi
Undangan pertama tak berkesan apa-apa
Undangan kedua tak memberikan jera
Dan undangan datang pada setiap kesempatan
Walau selalu terbaca
Kesadaran larut seperti gula dalam kopi basi
Tak bisa dinikmati lagi
Hanya keyakinan sedikit tersisa

"Gula manis rasanya!"

Gemericik diairi tak mengenal gula
Gemericik diairi tak mengenal kopi
Yang ia tahu
Diundang dan datang
Diundang dan datang
Kadang datangnya melupakan belas kasihan
Memukul rata tak bersisa

Hanya kutu yang menari-nari, mungkin tak akan mampu membuka kesadaran diri

TB, 15 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun