Di Batas Persimpangan
Di belakang, sekian banyak masa lalu
Melambai menjauhi
Perlahan tapi pasti
Ia mengecil lalu menghilang
Seular benang sebagian kusut melilit otak
Memutus bagian syaraf
Bagai cermin retak berserak dalam dada
Menusuk tembus hingga ulu hati terdalam
Kejanggalan demi kejanggalan
Kepiluan demi kepiluan
Mengucur deras manakala sesekali
Kepala terpaksa menoleh ke belakang
Kini ia berada di persimpangan
Simpang pertama begitu lapang
Simpang ke dua lengang
Keduanya sepi
Dari pejalan lalulalang
Ia merasa benar-benar sendiri
Napas tercekik
Darah berhenti mengalir
"Aku ingin pergi, Tak usah kau tahan lagi. Jangan pernah kau cari..."
Teriakan itu keluar dari mulutnya
Hanya didengar oleh kepala
Di bawah jilbab dan selipan kacamata
Saat ia berdiri di persimpangan
Tak ada orang yang peduli
Padahal tujuan perjalanannya masih beribu kaki
TB, 14 Januari 2021