Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Batas Persimpangan

14 Januari 2021   20:26 Diperbarui: 14 Januari 2021   20:46 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TubasMedia.com Simpang Jalan | TubasMedia.com

Di Batas Persimpangan

Di belakang, sekian banyak masa lalu
Melambai menjauhi
Perlahan tapi pasti
Ia mengecil lalu menghilang
Seular benang sebagian kusut melilit otak
Memutus bagian syaraf

Bagai cermin retak berserak dalam dada
Menusuk tembus hingga ulu hati terdalam
Kejanggalan demi kejanggalan
Kepiluan demi kepiluan
Mengucur deras manakala sesekali
Kepala terpaksa menoleh ke belakang

Kini ia berada di persimpangan
Simpang pertama begitu lapang
Simpang ke dua lengang
Keduanya sepi
Dari pejalan lalulalang
Ia merasa benar-benar sendiri
Napas tercekik
Darah berhenti mengalir

"Aku ingin pergi, Tak usah kau tahan lagi. Jangan pernah kau cari..."

Teriakan itu keluar dari mulutnya
Hanya didengar oleh kepala
Di bawah jilbab dan selipan kacamata
Saat ia berdiri di persimpangan
Tak ada orang yang peduli
Padahal tujuan perjalanannya masih beribu kaki

TB, 14 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun