Poligami, siapa yang dalam benaknya tersimpan, "Alangkah nikmatnya jika bisa berpoligami" maka harus membaca cerita ini sampai selesai. Begitu pesan para youtuber, "Silakan simak vedio ini hingga akhir agar tak gagal paham.
Yang ada malah video asli orang lain dipenggal-penggal seenak perutnya hingga apa yang disampaikan dari aslinya diedit sedemikian rupa seenak perutnya agar apa yang diinginkannya tercapai. Lah! Malah cerita youtuber sih!
Suwer! Saya mangkel banget ketika membaca judul begitu menggiurkan dan mengundang keingintahuan, yang ada malah penggalan video orang lain. Tapi artikel ini tidak kok. Judulnya ya begitu adanya.
Baiklah, beberapa tahun lalu ketika dalam sebuah pelatihan saat itu tempat pelatihan dan tempat nginapnya terpisah. Jadi apabila hendak mendatangi gedung atau ruang pelatihannya harus naik mobil dahulu.
Nah, pada suatu pagi kebetulan kelompoknta yang banggongan mungkin. Kami berempat sarapan pagi terlambat jadi berangkat menuju tempat pelatihannya pun terlambat. Beruntunglah, saat sambil ngomel karena ketinggalan armada yang akan mengangkut kami, seorang kawan menawarkan tumpangan menggunakan mobilnya.
Dari sinilah cerita dimulai. Perjalanan menuju tempat pelatihan memang tidak jauh, namun karena kami terlambat akhirnya harus berpapasan dengan para siswa, juga karyawan kantor. Jadilah akses jalan ke tempat itu macet.
Begitu masuk dalam mobil seroang teman sebut saja B nyeletuk begitu melihat ada sorang ibu muda naik kendaraan di depan mobil kami.
"Nah, ini dia yang paling bohay. Pasti nikmat dijadikan isteri kedua."
Kami semua pun masing-masing memberikan argumen tentangn nikmat dan tidaknya si bohay tadi.
Si A pun memulai ceritanya, "Aku punya isteri totalnya ada sembilan."
"Bagaimana mungkin? Kan kita hanya boleh beristeri maksimal empat." Kata yang lain menimpali.