Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Saya Sudah Klimaks, Kamu Mau Apa?

1 Januari 2021   23:28 Diperbarui: 1 Januari 2021   23:30 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IMDb Klimaks (1965) - IMDb

Mimpinya hanya berisi tentang nikmatnya hidup mewah, punya bangunan megah, kendaraan, simpananan di mana-mana dalam jumlah yang hampir tak terhitung.

Cerita di atas, apa kaitannya dengan judul artikel ini? Pertanyaannya adakah orang yang sudah sangat bahagia dengan apa yang dimilikinya? Meskipun menduduki jabatan terendah dalam pekerjaannya, hidup serba kecukupan, serta dianugerahi kesehatan.

Mereka inilah orang yang selalu klimaks dalam semua lini. Hampir tak pernah menatap ke atas dari segi duniawi. Menikmati apa yang sudah ada dalam genggamannya.

Kalau sekarang kita bandingkan bagaimana letih dan capeknya mengejar jabatan. harta dan kesehatan tersebut. Tentu saja sangat menguras energi. Dan hari-hari seluruh beban pikirannya dipenuhi oleh apa yang menjadi keinginannya yang belum terpenuhi.

Bolehkah kita mengejar mimpi untuk menduduki jabatan tertinggi, harta kekayaan melimpah, dan kesehatan yang baik? Jawabnya pasti boleh-boleh saja. Bahkan sangat dianjurkan.

Yang tidak boleh itu adalah sebegitu kerasnya usaha yang diitempuh hingga menghalalkan berbagai cara. Apa pun dilakukan. Tak peduli merugikan orang lain apa tidak. Menyakiti orang lain apa tidak. Keserakahan itulah yang menjadikan derita yang tiada habisnya.

Orang yang cukup dengan apa yang ada, apa yang telah diraih menjadikan hidupnya tenang. Setiap saat selalu mencapai klmaks.

Kira-kira ada tidak, kalau pas klimaks itu tidak nikmat? Entahlah.... Ha ha ha

Jadi, dari pada banyak derita dari lama hidup yang tak seberapa ini lebih baik klimaks dan klimaks adalah bahagia.

Kalau saya sudah klimaks, kamu mau apa? Apakah mau klimaks juga atau menyimpannya di laci meja. Sehingga derita satu bertambah ke derita lainnya. Hingga klimaks hanyalah angan dan mimpi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun