Menuntut ilmu, merupakan salah satu jihad yang sangat mulia. Allah menjadikan menuntut ilmu setara dengan jihad fii sabilillah.
Sebagaimana Allah berfirman, "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan(ilmu) agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. "(Surat At-Taubah, Ayat 122)
Sebagaimana Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda: "Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai ia kembali."
Demikian juga hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).
Lantas mengapa kini banyak seruan jihad berkumamdang? Lucunya, banyak yang terprovokasi dengan ajakan tersebut. Padahal ketika ditanya apa makna jihad, sebagian besar hanya menggelengkan kepala. Pokoknya jihad! Balasannya surga. Tak masuk akal memang.
Tapi begitulah. Jangankan perkara jihad, bahkan nabi palsu aja masih banyak pengikutnya. Padahal jelas-jelas salah, dan kebathilannya.
Di lain pihak, mereka yang jihad dengan kopiah songkok ini begitu pulang ke kampung halaman dengan celana cingkrang, jenggot panjang, dan cadar hitam langsung dicap sebagai orang yang akan melakukan jihad, teroris. Salah mereka apa?
Kita tidak akan pernah mampu mengendalikan sebuah masyarakat jika kondisi keamanan tidak stabil, Chaos misalnya. Siapa yang paling diu tungkan? Para pelaku kejahatanlah yang akan menjadi penguasa siang dan penguasa malam.
Pengalaman kerusuhan 98 telah membuktikan. Ketika malam tiba, banyak perempuan diperkosa, pembegal dan perampok berkeliaran di mana-mana. Pencuri datang dan mencongkel rumah dengan terang-terangan. Siapa yang rugi? Kita semua rakyat jelata.
Jadi negara aman adalah prioritas nomor satu. Jika negara rusuh kemudian datang pasukan PBB melakukan pemulihan keamanan di negara kita. Bagaimana nasib bangsa kita? Pengalaman sejarah telah membuktikan. Negara mana sekarang yang di tempat itu ada pasukan PBB-nya kembali normal seperti sediakala? Sepertinya tidak ada.
Demikianlah, semoga menjadi perenungan kita semua.