Mohon tunggu...
Arif N
Arif N Mohon Tunggu... Akuntan - #PASER

-

Selanjutnya

Tutup

Money

Belilah Bisnis, Bukan Saham

17 April 2021   19:03 Diperbarui: 17 April 2021   19:04 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: today.yougov.com

Beberapa waktu lalu iseng mengetikan kata "saham" pada pencarian di aplikasi Telegram, disana muncul banyak group dan channel yang berkaitan dengan kata tersebut, sy coba masuk di beberapa group yang  telah memiliki banyak anggota, ratusan bahkan ribuan anggotanya, luar biasaa !! tetapi belum genap satu hari saya sudah tak tahan lagi, akhirnya memutuskan untuk keluar kembali dari group-group tersebut.

Saya sangat kaget, apa yang di bahas dan dibicarakan dalam group tersebut sangatlah bertolak belakang dengan prinsip-prinsip investasi umum yang saya ketahui dari beberapa buku yang sebelumnya pernah saya baca, bahkan sangat menyimpang,  karena alasan tersbutlah akhirnya saya putusukan untuk segera keluar dari group tersebut.

Sebelum memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan, ada beberapa point yang harus diperhatikan, bukannya asal beli tanpa tahu sama sekali tentang apa yang kita beli, bahkan yang lebih aneh mereka beli ataupun jual berdasarkan rekomendasi yang di broadcast salah satu anggota yang dianggap "pintar" di group -- group tersebut, itu sangatlah aneh dan membingungkan.

Membeli saham berarti anda membeli sebagian andil dari sebuah bisnis yang benar -- benar ada, saham hanyalah representasi dari perusahaan yang rill, jadi pastikan perusahaan yang anda beli memiliki nilai dan selalu bertumbuh, karena salah satu tanda perusahaan yang baik adalah selalu bertumbuh dari waktu-kewaktu, anda harus berfikir 10 tahun dari sekarang, 20 tahun dari sekarang, atau lebih lama lagi, bahkan selamanya, karena saham yang kita beli hari ini kelak bisa di wariskan kepada anak-anak kita, dan ketika perusahan tersebut masih rutin membagikan deviden setiap tahunnya dengan nominal yang terus bertumbuh seriring bertumbuhnya laba dari perusahaan tersebut, maka anda memiliki sesuatu yang sangat menguntungkan. Membeli bisnis yang salah tidak akan mampu memberikan keuntungan yang serupa dalam jangka panjang.

Belilah sebuah perusahaan yang kuat, dan menjadi market ledear di sektornya, sebagai contoh Coca-Cola adalah salah satu perusahaan yang  20 tahun lalu sama bagusnya dengan sekarang, carilah bisnis yang pada saat ini mengerjakan hal yang sama dengan yang dikerjakaanya satu dekade lalu. Mengapa? Karena satu alasan, bisnis semacam itu telah sangat berpengalaman dalam melakukan bisnisnya. Istilah Warrant Buffett "Ada sebuah parit besar" yang mengelilingi perushaan tersebut, yang akan sangat sulit ditiru oleh para pesaingnya.

Contoh lain adalah McDonald's ... siapa diantara kita yang tidak tahu perusahaan ini, hampir diseluruh kota-kota di Indonesia dan kota-kota di dunia akan dengan sangat mudah dijumpai restauran ini, pertanyaannya adalah mengapa bisnis ini begitu besar dan terus bertumbuh dari waktu-kewaktu? Apakah ayam goreng yang diproduksinya adalah yang paling enak? Tentu saja tidak, banyak diantara kita yang mampu membuat ayam goreng jauh lebih enak dari yang mereka buat tapi mengapa kita tidak bisa menyaingi McDonald's ? karena kita dan mereka dibatasi sebuah parit yang sangat besar, mereka memiliki Ecomomic Moats (keunggulan kompetitif) yang dimiliki perusahaan terhadap pesaingnya, kekuatan merk mereka begitu mengagumkan, mereka telah memiliki jaringan bisnis yang sangat kuat diseluruh dunia, perusahaan lain yang bergerak di bisnis yang sama akan sangat susah menandingi perusahaan ini.

Ingatlah bahwa saham adalah bagian dari bisnis, jangan membeli saham karena pergerakan harganya, belilah saham berdasarkan analisis mengenai bisnis dan prospek masa depannya. Jangan berfikir mengenai saham dalam jangka pendek, berfikirlah mengenai bisnis dalam jangka panjang.

Selamat berinvestasi dan sukses selalu 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun